yaa…
seperti biasa, sedang terinspirasi dari pergaulan sana – sini.
seperti biasa, sedang banyak pemikiran setelah jam 10 malam.
seperti biasa, suka bagi – bagi pemikiran.
saat sedang nonton tv, tepatnya saluran national geographic. ini merupakan saluran yg paling menarik. pembahasan kali ini adalah tentang kota Taipei (Taiwan). Taiwan yg sekarang mendapat julukan macan kecil asia ini memiliki pertumbuhan kota yg sangat bagus. peraturan yg sangat ketat, warga yg sangat displin membuat negara ini maju hampir dari segala bidang. pertumbuhan ekonomi yg dalam beberapa tahun mendapat keuntungan sampai enam kali lipat. pertumbuhan teknologi yg begitu pesatnya, membuat taiwan menyuplai barang elektronik ke 73 negara dengan kualitas tinggi. akhirnya dunia pun mengakui kehebatan si mancan kecil asia ini.
sekarang Taiwan terkenal dengan bangunan tertinggi di dunia, yaitu Taipei 101. rekor bangunan ini mengalahkan bangunan Malaysia dengan gedung Petronas. jd film itu menceritakan kehebatan Gedung Taipei dengan jumlah lantai 101 ini. singkatnya gedung ini, dengan teknologi yg canggih dapat menahan gempa dan angin topan. sistemnya yg sangat menarik saat terjadi simulasi gempa dan angin topan, mulai dari bangunan bisa diplintir untuk mengatasi gempa sampai mempunyai bandul di dalamnya untuk mengatasi angin topan. permukaan bangunan yg mempunyai kesan moderen dengan adanya ribuan kaca, dan tetap menjaga nilai budayanya. sang arsitek terinspirasi dari bambu.
ini bagian yg menarik, saat membahas cara membersihkan ribuan kaca. terjadi wawancara yg membuat saya dengan beberapa orang teman kagum. salah satu pekerja yg membersihkan kaca di wawancara, yaa… intinya kenapa mw menerima pekerjaan ini, padahal mengingat kondisi kota taipei yg banyak angin dan sering terjadi gempa. jawabannya adalah si pekerja sangat mencintai pekerjaannya, yaitu sebagai pembersih kaca bangunan. bahkan sampai berkata “kalo bisa saya sangat ingin membersihkan kaca dari gedung tertinggi di dunia”.
pernyataan yg sama juga diucapkan oleh salah satu perkerja dari jepang. bedanya kalo di jepang membesihkan kaca bandara yg panjangnya 1 kilo lebih.
jd timbul asumsi bahwa suatu negara bisa maju kalau orang di dalamnya bekerja dengan integeritas penuh. mulai lah teman – teman saya membandingkan dua negara maju tersebut dengan Indonesia. sudah pasti di negara yg saya tinggali ini banyak jeleknya. salah satunya dalam hal integeritas dalam bekerja. “mana ada orang Indonesia yg bisa enjoy jd pembersih kaca!!” kata seorang teman. kalau dipikir – pikir ada betulnya juga. ini bukan dalam hal pembersih kaca aja, bisa juga pekerjaan yg lain. yaa… paradigma orang Indonesia kebanyakan baru bisa enak kerja kalau penghasilannya banyak. tp masalahnya sejauh apa kemampuannya?
saya jd bertanya – tanya, knp orang dari dua negara tersebut bisa menikmati dan punya cita – cita dari pekerjaannya, apapun pekerjaannya. bahkan kalau kita pandang pekerjaan sebagai pembersih kaca merupakan dejarajat yg sangat rendah? apa karena mereka digaji besar sehingga merasa dihargai?
mungkin kalo pekerja di Indonesia dengan kerjaan yg sama, apakah tidak begitu dihargai? sehingga banyak pegawai yg di pecat karena hasil kerjanya jelek…. karena dipecat banyak pengangguran dan kriminal. ada yg salah dengan apa yg kita dapat dari kecil? atau paradigma “baru bisa menikmati kerja kalo digaji besar” padahal tingkat kesulitan kerjanya tidak setimpal dengan gaji yg diinginkan….
salam
ank punk!!!