gila = “oke”

mungkin sudah paten akan pernyataan saya ini gila. cukup lah terdengar dari beberapa orang. haha!!

sisi  enaknya adalah sudah pasti menjadi mayoritas orang akan memiliki ekspetasi rendah terhadap saya dalam hal apa pun. dengan demikian orang pun enggan ‘menggantungkan’ kepentingan yang berpengaruh besar dalam hidupnya. kalau tidak dipilih atau pilihan terakhir. haha!! jahat ya? jelas sekaleeee!! sebab saya tidak seperti nabi budak tuhan yang memiliki ‘cheat’ dalam aksinya. cukup percaya saja dengan apa yang terlihat. suara hanya pelengkap saja dan bukan dipercaya mentah.

mungkin hanya yang gila juga, berani memilih saya dalam hal apa pun.

tidak enaknya….. banyak.

salam haha!!

Keep Smile

“ini orang rada gila”

“ini orang cara mikirnya aneh”

“ini orang suka mencoba hal baru, tapi nggak jelas”

“terkadang ini orang baik, walau kelakuannya kaya gitu”

“saya tidak senang dengannya”

Serunya menciptakan spekulasi sendiri seolah menciptakan dunia yang berbeda dari kenyataan. Dengan mudahnya menempatkan diri pada hal yang paling tinggi hingga paling bawah sekali pun. Bisa juga menempat posisi pada zona abu-abu. Sehingga dengan mudahnya pula menggunakan pola-pola fikir yang menciptakan banyak strategi secara virtual mengambang.

Simulasi berbagai posisi dengan satu pola, banyak menghasilkan spekulasi dan lebih banyak lagi pertanyaan baru.  Spekulasi baru mendorong pada dunia nyata menjadi layaknya tikus percobaan untuk di coba pada medan sebenarnya. Sembari mengamati, juga mencari data baru  sambil menjawab pertanyaan baru tadi.

Tetap terbuka secara secara logis dan tidak logis berjalan bersamaan. Tidak menghapus melainkan mengendalikan belenggu yang ada sebagai benteng sekaligus ranjau mengarah ke dalam. Menerima apapun yang datang dengan  ikhlas dan bijaksana dengan tidak selayaknya anak O. Bertahan mengikuti arus yang berujung target. Menikmati segala tekanan atau kasih sayang yang terpancar dari segala penjuru sembari berjalan maju, maju, maju, dan maju atau mundur sesekali dan maju.

Semuanya dibungkus senyum.

nantaoke

simbiosis mutialisme tidak cocok untuk manusia

udah lama nih nggak bikin tulisan “suka-suka”. lagi ingin bertukarpikiran saja… cuma yang lain lagi pada sibuk, saya juga sih. hahaha!!

Akhir-akhir ini saya suka terusik dengan kalimat “yaaa… kita harus simbiosis mutualisme lah,  saling menguntungkan!”. Yaaaa… kalo saya sih terserah saja, itu pilihan. Pada intinya hubungan simbiosis mutualisme adalah hubungan sesama mahluk hidup yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Menurutnya saya teori ini muncul dari pengamatan fenomena yang terjadi di alam. sebagai contoh bunga dengan lebah yang saling menguntungkan. lebah mendapat madu dari bunga dan bunga sendiri tanpa sengaja membatu perkawinan silang dengan bunga lain dengan serbuk sari yang menempel pada badan lebah, atau kerbau dengan burung jalak yang dimana burung jalak memakan kutu yang ada dibadan kerbau dan kerbau sendiri diuntungkan dengan badannya bebas kutu dan burung jalak pun kenyang, dan masih banyak contoh lagi.

kalau diperhatikan secara detail, hubungan sibiosis mutualisme yang merupakan hasil dari pengamatan fenomena alam hanya terjadi pada mahluk hidup yang berdeda species. misalkan antara lebah dengan bunga, species tanaman dengan serangga. sangat jauh perbedaannya namun masih bisa saling menguntungkan dan juga si pelaku pun mungkin tidak sadar bahwa mereka sudah diuntungkan dengan species lain.  ini sungguh fenomenal, sebenarnya. Mengamati fenoma alam yang lain, hubungan sesama species bisa juga merugikan dengan salah satu pihak (parasitisme) atau tidak rugi mau pun tidak untung juga dari salah satu pihak (komensalisme). Sebenarnya ini pelajaran pada saat di sekolah dasar dan ada benarnya juga. haha!!!

Namun simbiosis mutualisme tidak cocok untuk manusia. Yaaa….. pada kenyataannya simbiosis ini memang bisa terjadi pada sesama manusia itu sendiri, tetapi menurut saya itu  mempunyai dampak buruk dalam jangka panjang pada kepribadian manusia itu sendiri. Dengan iming-iming keuntungan, manusia mau membantu manusia lainnya. Keuntungan disini dalam artian sangat luas, bisa berupa materi atau apa pun yang bisa menguntungkan baik pada saat itu juga atau pun dalam jangka waktu yang panjang. Dengan iming-iming keuntungan baru lah mau membantu, inilah prinsip yang paling berbahaya menurut saya. Sehingga kalau tidak ada untungnya tidak mau membantu, kalau begitu beda tipis dengan kapitalis yang selalu mengutamakan keuntungan besar dengan modal yang kecil. Tanpa disadari kita melatih diri untuk berpandangan seperti itu dalam hidup.

Manusia sendiri merupakan mahluk sosial yang saling berinteraksi sesama manusia juga. Tidak dipungkiri kita pun membutuhkan bantuan atau tenaga manusia lain dalam menjalani kehidupan dan ini sudah sangat mendasar. Kata kuncinya adalah “membutuhkan manusia lain” dan apa yang terjadi jika digabungkan dengan “iming-iming keuntungan” ? ya! Membantu manusia lain dengan iming-iming keuntungan keuntungan itu tadi. Justru yang dibantu pertama seperti harus mau membantu jika manusia yang membantunya perlu bantuan pada suatu saat nanti, peluang terjadinya keterpaksaan sangat besar untuk terjadi.

Di Islam sendiri ada konsep ikhlas, di Kristen ada ajaran Cinta Kasih, ajaran Jawa dengan konsep legowo, dan masih banyak lagi ajaran-ajaran atau ilmu kuno di tanah kita sendiri yang mengajarkan kebijaksanaan hubungan sesama manusia. Pada intinya ajaran tersebut mengajarkan kita untuk tetap membantu manusia lain tanpa mengharapkan pamrih atau keuntungan. Yasudah, membantu ya murni membantu. Parameter keberhasilannya adalah manusia yang kita bantu, dapat menyelesaikan masalah atau rintangan yang dihadapi.

Sejarah Islam dengan Nabi Muhammad yang sering dibuli atau dikerjai orang sekitarnya dan ini tidak jauh berbeda dalam Sejarah Kristen dengan Jesus yang sering dicelakai bahkan dikhianati. Kesamaan lain dalam cerita sejarah ini adalah sama-sama tidak mengharapkan bantuan orang lain tetapi bantuan itu yang datang dengan sendirinya karena mereka selalu menolong orang yang kesusahan, termasuk membantu orang yang pernah mencelakai mereka. Bagi saya ini juga merupakan fenomena alam. Mirip seperti hubungan kerbau dengan burung jalak, si kerbau tidak mengundang burung jalak untuk memakan kutu yang ada di badannya, dan burung jalak pun tidak permisi hinggap di badan kerbau. Si kerbau bebas kutu dan burung jalak pun kenyang. Di hari-hari berikutnya pun, kejadian serupa terjadi pun terjadi lagi. Bukannya ini hubungan yang sangat indah? Beda species, tidak bisa saling bicara, namun tetap saling menguntungkan. Bayangkan saja jika itu terjadi pada sesama manusia?

Salam

Nantaoke