sewaktu kuliah dulu aku selalu diingatkan oleh senior kalo hidup itu ada pilihan dan setiap pilihan ada kosekuensinya. itu memang betul. setiap langkah adalah pilihan yg menentukan kemana arah yg dituju. setiap langkah memiliki resiko yg akan kita tanggu pada saat itu atau pun nanti. disetiap pilihan yg besar dalam hidup kita selalu ada dan banyak pilihan – pilihan kecil yg bersifat menunjang pilihan besar itu tadi. pilihan – pilihan kecil pun bisa memiliki resiko yg sangat besar dan terkadang bisa mengakibatkan pilihan besar tadi berubah.
pilihan besar berubah merupakan hal yg sangat besar dimata setiap orang. tidak sedikit orang perpandang negatif akan perubahan besar tersebut. tidak sedikit pula orang yg menilai langsung tanpa melihat dulu sebabnya knp.
tentunya ada sebab ada akibat….
apakah dari perubahan pilihan yg besar td akan berakibat dipandang jelek dimata orang? apakah kosekuensi dipandang jelek krn perubahan pilihan besar tersebut merupakan dari pilihan?
jawabannya bisa iya dan tidak.
jawaban iya. tidak sedikit orang yg selalu memikirkan citra dirinya dimata orang dan bahkan lebih mementingkan citranya. berfikir “kalo saya begini, ntar bakal kelihatan seperti ini dan kalo yg ini, kelihatannya lebih keren”. pencitraan pun sampai ada pilihannya. secara otomatis sudah melayani pandangan orang akan hal yg belum tentu bukan dirinya. sungguh menyedihkan tetapi disisi lain menyenangkan. jika sudah berlebihan akan timbulah yg namanya gengsi. tidak ingin terlihat jelek sedikit pun dimata orang, selalu tampil bagus dan sempurnya menurut orang atau sudah terlanjur bicara akan dirinya ke orang banyak. sehingga pada kesimpulan kita tidak menerima perlakuan kita sendiri.
jawaban tidak. bisa merupakan orang tidak peduli dengan apa kata orang atau bisa juga orang yg menerima diri apa adanya. “hey kalian!! ini lah saya!” kesan yg terpancar dari mata dan gerak geriknya. simple!! tetapi tidak simple pada pelaksanaannya. dibutuhkan kebijaksanaan minimal dari diri sendiri dan ke orang lain.
tidak ada salahnya menarik bahkan memakan kata – kata kita sendiri. diakui secara lapang dada dan ikhlas. terima omongan orang akan lebih enak walau pahit sekali pun, tetapi setidaknya kita telah berusaha utk orang lain mengerti akan sesuatu pada diri kita.
tidak ada ruginya, tidak ada untungnya. dalam artian tidak perlu memikirkan untung dan rugi. saya yakin kita hidup selalu mencari kebahagiaan yg panjang, Insyaallah…
salam
budak yoi!!!