bayi umur 23 tahun

yaa.. banyaknya pemasalahan.
yaa.. tidak sedikit.
yaa.. banyak juga masukan.
yaa.. banyak juga yg pergi terus datang.
yaa.. ada juga yg cuek.
yaa.. ada juga yg omongin dibelakang.
yaa.. mampus lah ‘kau’!!

ini bukan penyelesaian dan bukan pula pengakhiran. ini adalah awal.
awal dimana aku memulai segalanya dengan hal – hal yg baru. hal – hal baru yg harus aku hadapi dengan penuh kepekaan baru juga. kepekaan yg tidak pernah ada. dalam artian kepekaan yg tidak ada alian nol!

aku sebagaimana orang yg selalu menikmati hidup tanpa pernah mempertahankannya. mental yg belum mantap utk melangkah kelak. melangkah saat disuatu titik aku harus mempertahankan jantung ku tetap berdetak. tidak lagi aku hanya bergantung dengan sebatang rokok dan segelintir orang. tidak lagi bergantung dengan segelintir orang yg sudah sejiwa dan sehati. mengurangi bergantung dengan orang yg sedarah. pada kondisi extrim aku harus bergantung dengan diri ku sendiri, sepenuhnya!

tetapi bukan berarti aku melupakan.
suatu saat aku akan kembali, jika ada.

dengan cara ku!
cara yg aku legalkan oleh ku sendiri. aku membuat landasan utk bergerak, aku menentukan cara ku melangkah, menentukan cara ku melihat peta, aku membuat filter rokok, membuat program antivirus. tetapi aku tidak membuat cara bekerja CPU ku. tidak berharap dan tidak juga berharap badai dan hujan datang. melangkah terus maju bukan berarti tidak boleh mundur. membebaskan hati sebebas – bebeasnya menerima semua pesan dan kesan yg lewat.

memulai dengan segalanya yg baru, tp tidak bisa dipungkiri sudah mempunyai secuil pengalaman yg silam. pengalaman yg tidak menjadi patokan. pengalaman yg membuat segalanya sesuatunya sekedar siap saja. tidak sombong dan tidak pula menyombongkan. tidak pula melarang berfikir dan berpendapat.

salam
ank punk!!!

Kau lah si kesepian itu!

aku banyak belajar…
dari penglihatan disuatu kejadian…
kejadian yg sebenarnya pernah aku alami…
aku pernah kesepian… munafik!!!

hubungan percintaan yg sedang dalam kondisi ‘in the hoy’ pada akhir juga akan melawati kondisi ‘into the hell’. ya! itu yg sedang terjadi pada yaaa…. katakan lah sepasang kekasih ini.

pada saat kondisi ‘into the hell’ ini sering terjadi pertengkaran di sepasang sejoli ini. hari demi hari, pertemuan demi pertemuan yg selalu dibumbui dengan pertengakaran dan tangisan. perbedaan pandangan yg dibarengi dengan emosi yg meluap membuat pertemuan tidak sengat dulu tetapi tetap menimbulkan keromantisan tersendiri. pastinya setiap manusia itu tidak sama. hal yg sama juga berlaku bagi pasangan ini. dua insan manusia yg berbeda mencoba saling mengisi hati pasangannya dengan caranya masing – masing yg pada akhirnya selang pengisian hati terbut tidak pernah sampai, walau pun masing – masing merasa sudah mengulur selangnya.

mengevaluasi dari masing – masing individu. mempunyai masalah pribadi seperti keluarga, personal, ke lingkungan sosial tidak pernah berhenti menghampiri pasangan ini. hanya saja tidak di sadari hal penting yg perlu dilihat dengan sangat terang dan jelas. perubahan pada diri sendiri. terkadang kita tidak sadar akan perubahan yg terjadi pada diri kita. bahkan kita pun tidak sadar apa yg terjadi dengan diri kita sendiri. yg tadinya penyabar menjadi emosian, tempramen, tidak mau kalah, keras kepala dll. seorang yg sangat banyak omong dan periang bisa dalam sekejap bisa menjadi tukang pelamun dengan tanpa disadari oleh dirinya. selalui menyalahkan orang lain pada respon awalnya, walau pun sadar bahwa dirinya lah yg salah. tidak hanya kepekaan terhadap external saja, kepekaan internal pun harus juga di tingkatkan.

perubahan masing – masing individu terjadi dalam pasangan ini. sebenarnya pasangan ini sadar akan perubahan diri mereka, tetapi karena banyaknya momen neraka yg datang pada akhirnya penyelidikan ini pun berjalan setengah – setengah. pada suatu titik dimana penyelidikan pun tidak berjalan. semua evaluasi diri pun berjalan dengan dasar perkiraan dan perkiraan. prasangka, cemburu, dan pemikiran negatif pun keluar tanpa terkontrol dan deras. getah demi getah pun mulai keluar ke para teman, sahabat, dan saudara.

kemunafikan si wanita pun terjadi saat si lelaki menelanjangi personalnya dengan tujuan utk memahami dirinya. semua dipungkiri pada akhirnya. knp demikian?? bisa di simpulkan demikian si wanita tidak menerima atau masih takut menerima kenyataan pada dirinya. dengan permainan kamuflasenya kesetiap orang pada waktu dulunya, tanpa disadari pun dia juga telah bermain kamu flase pada dirinya sendiri. bisa terlihat dari berbagai kondisi. tidak bisa mengambil sikap utk dirinya sendiri walau pun bisa membantu orang mengambil sikap. sehingga dengan beralibi ‘spontanitas’, ‘let it flow aja!’ menjadi sebuah pembenaran dan pembelaan pada setiap keritikan yg datang. pola yg sama sering terjadi yg pada akhirnya pada saat mengevaluasi diri, tidak mampu melihat hal negatif didalam diri. sehingga hanya keluar yg positif menurut si wanita itu.

paling semangat mengorek dan mampu memperjelas keburukan orang lain secara gambalang dan detail dan mencari kambing hitam adalah kegiatan yg sering dilakukan sebagai bentuk permainan kamuflasenya. perbuatan serupa paling anti terjadi pada dirinya. karena belum bisa menerima penuh akan dirinya, hal biasanya yg dilakukan adalah lari dan menghindar dari kondisi tersebut. terus dan terus seperti itu. tidak disadari pula telah terjadi kekosongan pada hatinya. tidak disadari pula dia telah terpenjara dengan pemikirannya sendiri. tidak disadari pula dia telah dikuasai dengan emosinya sendiri dan masih banyak yg tidak disadari. dengan kesimpulan si wanita itu tanpa sadar telah menyiksa dirinya sendiri.

dari kondisi si wanita yg seperti itu, lingkungannya menjadi kebingungan karena tidak tahu harus bersikap apa kepadanya. ya! bermain aman adalah cara yg paling aman utk tidak merusak hubungan pertemanan. yaa.. salah satunya mengajak si wanita jika utk sekedar senang bareng. padahal si wanita secara tidak sadar sedang tidak membutuhkan kondisi itu. secara teknis dia butuh diajak utk bersusah bareng, hanya saja lingkungan (teman dan sahabat) bermain aman dengan tidak mengambil resiko tadi. sebagai akibatnya si wanita mulai merasa kesepian akan dirinya yg masih tetap dipungkiri didepan banyak orang.

dari semua hal yg secuil td, yg menerima getah paling banyak adalah orang yg paling sayang si wanita itu. si lelaki. ya! iya! dan iya! si lelaki harus berlapang dada menerima segala jenis getah yg dilemparkan si wanita. hanya saja, tidak ada manusia yg sempurna. terkadang si lelaki ‘menjadi gila’ segila – gilanya. kesetiaan adalah hanya sebagian bentuk teknis yg terjadi dan gampang terlihat oleh orang lain.

ambil pelajarannya…
ambil hikmahnya…
ambil sendiri…
ini bukan bahan gosip…
ini bukan data…
ini kisah pembelajaran…

salam
budak laknat!!!

Dead Prez – They Schools

Why haven’t you learned anything?

Man that school shit is a joke
The same people who control the school system control
The prison system, and the whole social system
Ever since slavery, nawsayin?

[verse 1]
I went to school with some redneck crackers
Right around the time 3rd bass dropped the cactus album
But I was readin malcolm
I changed my name in ’89 cleaning parts of my brain
Like a baby nine
I took a history class serious
Front row, every day of the week, 3rd period
Fuckin with the teachers had, callin em racist
I tried to show them crackers some light, they couldn’t face it
I got my diploma from a school called rickers
Full of, teenage mothers, and drug dealin niggas
In the hallways, the popo was always present
Searchin through niggas possessions
Lookin for, dope and weapons, get your lessons
That’s why my moms kept stressin
I tried to pay attention but they classes wasn’t interestin
They seemed to only glorify the europeans
Claimin africans were only three-fifths a human being

Hook:
They schools can’t teach us shit
My people need freedom, we tryin to get all we can get
All my high school teachers can suck my dick
Tellin me white man lies straight bullshit (echoes)
They schools ain’t teachin us, what we need to know to survive
(say what, say what)
They schools don’t educate, all they teach the people is lies

You see dog, you see how quick these motherfuckers be to like
Be tellin niggas get a diploma so you can get a job
Knowwhatimsayin but they don’t never tell you how the job
Gonna exploit you every time knowwhatimsayin that’s why I be like
Fuck they schools!

[verse 2]
School is like a 12 step brainwash camp
They make you think if you drop out you ain’t got a chance
To advance in life, they try to make you pull your pants up
Students fight the teachers and get took away in handcuffs
And if that wasn’t enough, then they expel y’all
Your peoples understand it but to them, you a failure
Observation and participation, my favorite teachers
When they beat us in the head with them books, it don’t reach us
Whether you breakdance or rock suede addidas
Or be in the bathroom with your clique, smokin reefer
Then you know they math class ain’t important ‘less you addin up cash
In multiples, unemployment ain’t rewardin
They may as well teach us extortion
You either get paid or locked up, the pricipal is like a warden
In a four year sentence, mad niggas never finish
But that doesn’t mean I couldn’t be a doctor or a dentist

Hook(first part of hook twice)

’cause for real, a mind is a terrible thing to waste
And all y’all high class niggas with y’all nose up
’cause we droppin this shit on this joint, fuck y’all
We gon speak for ourselves
Knowhatimsayin? ’cause see the schools ain’t teachin us nothin
They ain’t teachin us nothin but how to be slaves and hardworkers
For white people to build up they shit
Make they businesses successful while it’s exploitin us
Knowhatimsayin? and they ain’t teachin us nothin related to
Solvin our own problems, knowhatimsayin?
Aint teachin us how to get crack out the ghetto
They ain’t teachin us how to stop the police from murdering us
And brutalizing us, they ain’t teachin us how to get our rent paid
Knowhatimsayin? they ain’t teachin our families how to interact
Better with each other, knowhatimsayin? they just teachin us
How to build they shit up, knowhatimsayin? that’s why my niggas
Got a problem with this shit, that’s why niggas be droppin out that
Shit ’cause it don’t relate, you go to school the fuckin police
Searchin you you walkin in your shit like this a military compound
Knowhatimsayin? so school don’t even relate to us
Until we have some shit where we control the fuckin school system
Where we reflect how we gon solve our own problems
Them niggas ain’t gon relate to school, shit that just how it is
Knowhatimsayin? and I love education, knowhatimsayin?
But if education ain’t elevatin me, then you knowhatimsayin it aint
Takin me where I need to go on some bullshit, then fuck education
Knowhatimsayin? at least they shit, matter of fact my nigga
This whole school system can suck my dick, beeyotch!!

video : http://www.youtube.com/watch?v=zn8owrGBba8

Proses! Bukan Mie Instan!!

Bagi ku manusia selalu berproses. Mau cepat atau lambat toh si manusia harus melakukan usahanya untuk mencapai sesuatu. Hanya saja ‘banyak jalan menuju roma’. Ya! Banyak cara yg bisa digunakan. Kita tinggal memilih metodaya. Sudah pasti setiap metoda mempunyai kosekuensi masing – masing. Mungkin dengan segala perhitungan yg sangat matang seperti mengukur kemampuan, rintangan yg bakal dihadapi, rencana – rencana cadangan jika diperlukan, dan sebagainya.
Hasil akhir cuma ada dua. Berhasil atau gagal.

Metoda dan kosekuensi. Dengan tidak menyadari kita selalu bergelut dengan dua hal ini. Bahkan di setiap detikyg kita lalui. Berjalan, makan, tidur, merokok, mandi, dan banyak lagi contohnya. Mengapa kita tidak menyadari? Yaaa… Bisa saya katakan suda terbiasa. Selayaknya seorang pekerja yg selalu melakukan pekerjaan extrim pada kesehariannya. Pada awal mencoba akan merasa ketakutan dan toh! Juga akan terbiasa. 

Jika disadari dengan detail, bahwa metoda dan kosekuensilah yg membuat hidup ini memilik warna dan rasa. Berubah metoda dan kosekuensinya beda pula warna dan rasa yg kita peroleh dan otomatis membuat hidup ini lebih terasa. 

Selayaknya makan mie instan. Kebanyakan orang cuma menunggu mie tersebut selesai dimasak dan siap dinikimati. Sangat berbeda jika orang tersebut membuat mie itu sendiri. Mulai dari membeli bahan dasar seperti terigu, telur, bawang, beserta bumbu – bumbu lainnya. Dengan tangan sendiri si orang tersebut mengolah bahan dasar mie sehingga menjadi mie yg siap untuk di makan.

Mungkin saat orang yg memakan mie instan akan merasa sangat – sangat jengkel kepada pabrik mie jika mie instan yg dibelinya tidak enak. Akan berbeda dengan orang yg membuat mie itu sendiri. Maksimal si orang ini akan jengkel ke dirinya sendiri. dan ini bisa menjadi stimulus atau pemancing utk dirinya agar membuat mie yg lebih enak. Atau bisa dibilang akan berexperimen! Bagus toh!!!
Akan berbeda ceritanya jika ada orang tidak mampu membuat mie instan. 

Contoh lain!
Yaa… Mengambil kajian teman – teman saya. Perbedaan orang gunung dan orang pantai. Dalam artian orang yg suka ke gunung dan yg suka ke pantai. Orang yg suka ke pantai akan mendapat kenikmatan jika sudah sampai dipantai. Terserah caranya menuju pantai. Naik mobil, pesawat, motor, helikopter, dll.  Berbeda dengan orang gunung. Pada saat menuju puncak gunung akan lebih mememilih berjalan kaki. Proses pengenalan pada gunung akan terasa lebih nikmat jika si orang berkontak langsung dengan bagian – bagian gunung. Seperti tanahnya, berbagai macam tumbuhan, kondisi medan yg extrim atau biasa saja, dll. Mungkin orang tipe ini tidak akan mau naik helikokpter dan turun langsung dipuncak. 

Hasil yg diperoleh dari usaha sendiri akan memiliki nilai tersendiri yg sangat berarti. Gagal atau tidak itu belakangan. Jika gagal mungkin tidak akan terlalu malu, karena itu murni dari perbuatan sendiri. Dari kegagalan tersebut dengan tidak sadar atau sadar, itu merupakan pengalaman yg akan tersimpan secara detail. Jika berhasil akan menjadi suatu kebanggan yg luar biasa.

Hasil yg diperoleh dengan bantuan orang lain. Selayaknya mie instan td. Kegagalan mungkin akan terasa sangat mendalam. Karena kegagalan itu terjadi karena orang lain. Akibat orang lain (exp: pabrik) gagal, kita pun ikut merasakannya. Mau menyalahkan pabrik? Silahkan! Jika berhasil, mungkin sedikit akan menjadi hal yg biasa. Toh! Kewajaran yg sangat – sangat wajar. Kan buatan orang lain (pabrik).

Saya tidak menyalahkan yg instan dan membenarkan yg tidak instan dan begitu juga sebaliknya. Setiap proses mempunyai warna dan rasa yg berbeda – beda. Tinggal kita bisa memilih sebijak mungkin. Semakin sering kita memilih cara baru, akan semakin banyak punya pengalaman yg akan kita miliki. Dan pengalaman tersebut bisa dibagikan ke orang lain sekaligus sebagai ‘antivirus/imun’ untuk diri kita sendiri.

Sebuah analogi:
‘Cicipi dosa!’ Kalau dianalogikan, dosa itu ibarat virus. Virus yg sudah dilemahkan akan menjadi vaksin buat tubuh kita sendiri.

Salam
Anak Punk!!!

Otak dan Hati

Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa manusia memiliki hati dan otak. Hati dalam artian sebuah alat yg bisa menangkap rasa emosi baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Dan otak dalam artian bisa menangkap dan memproses berbagai hal yg logis/nyata. Tidak semua hal bisa diterima atau tidak bisa dicerna oleh otak dan begitu juga dengan hati. Tanpa disadari di setiap manusia mengambil keputusan otak dan hati selalu mengambil andil secara berbarengan. Hanya saja besar porsi dari keduanya berbeda. 

Besar porsi ini lah yg membedakan antar manusia. Terkadang kita suka mengatakan bahwa manusia lain tidak punya otak atau tidak punya hati. Itu menandakan perbedaan porsi andil dan diri manusia itu. Porsi andil otak dan hati ini relatif. Dalam artian tidak selalu konstan disetiap saatnya. Banyak faktor yg bisa mempengaruhi dan melatar belakangi besar porsi.

Dari kesimpulan yg saya ambil, sebenarnya otak dan hati bekerja secara kolaborasi. Dalam artian otak dan hati selalu bekerja sama  baik dalam merespon mau pun dalam berproses. Lebih detailnya otak selalu akan mempengaruhi hati dan hati pun akan selalu mempengaruhi otak. Biar pun saling mempengaruhi keduanya tetap mempunyai cara kerja masing – masing. Buktinya terkadang kita suka bertanya pada diri kita sendiri ‘harus mengikuti otak atau hati?’. Tidak tega atau keuntungan.

Disinilah pengendalian nafsu dan emosi pada diri seseorang. Pengendalian diri si manusia tergantung pada hati dan otaknya. Besar porsi, faktor yg melatar belakangi, dan kondisi. Sehingga bisa muncul orang yg berbuat sadar atau tidak sadar. Sadar dalam artian tahu betul apa yg diperbuat seperti saat sedang melakukan kerjaan hitung, hafalan, dan perkerjaan teknis lainnya. Tidak sadar dalam artian melakukan hal – hal spontan dlm waktu singkat. Seperti marah, mabuk, dan menangis.

Diperlukan latihan dan kerja keras bila ingin mengendalikan diri kita. Tetap terus meningkatkan kecerdasan otak dan harus diseimbangi dengan meningkatkan kepekaan hati. Kalau kata agama ‘kecerdasan yg dibarengi dengan iman’. Sehingga pada hasil yg ideal tidak ada pihak yg dirugikan atau bisa mencapai keputusan atau tindakan tepat.

Salam
Anak Punk!!!

Sore yg ‘Indah’

Sore itu….
Sore yg selalu diisi dengan berbagai kegalauan….
Sedikit terobati….

Suatu sore saya ditemani oleh dua orang yg sudah seperti keluarga berjalan mencari satu anggota keluarga yg kabur dari rumah. Ya! Rumah Belajar Sahaja. Suatu rumah dimana saya bisa melepaskan segala bentuk expresi diri. Rumah yg isinya adalah orang – orang ‘gila’ yg selalu menginspirasi. Kegilaan yg cuma sedikit namun konstan berjalan apa adanya. 

Yaa… Seperti biasa, dimana lagi saya dapat menemukan keluarga yg hilang ini kalau tidak di sekitar warungnya emak. Emak adalah seorang nenek pemilik warung makan. Keuntungan dari bisnis warung makannya bukanlah prioritas utamanya. Emak membuka bisnis warung makan hanya sekedar untuk melampiaskan hobi maksaknya. Tidak bisa saya pungkiri, masakan emak sangatlah enak! Maka dari itu sudah banyak pelanggan tetapnya. Emak juga suka mengasih makan kepada anak – anak yg ada di ciroyom. Tidak mencari untung. Yg penting modalnya balik dan bisa memasak di kemudian hari.

Dani, satu anggota keluarga yg hilang biasa makan di warungnya emak. Dani pergi dari rubel (rumah belajar) karena sering beberapa kali bikin ulah. Tidak terlalu besar, hanya kemalasan yg terus berulang dan tidak mau berubah setelah diberi nasehat dan tindakan. Sudah beberapa kali kabur dari rumah dan sidah bebapa kali pula balik ke rumah.

Emak selalu mengingatkan saya pada kedua orang tua. Emak yg sering sakit – sakitan membuat saya membanyangkan seperti apa orang tua saya kelak. Beberapa hari lalu saya memberikan beberapa butir vitamin buat emak. Miris rasanya melihat dalam keadaan sakit kepada orang selalu menawarkan minum, makan, dan memberikan do’a disetiap saya datang. Sakit rasanya hati ini jika orang yg selalu menaruh banyak harapan kepada saya sakit. Itulah yg selalu terbayang jika terjadi pada orang tua saya. Selalu tertawa dan membuat orang disekitarnya tertawa juga. Ya! Nenek tua yg satu ini sangat suka tertawa.

Pada akhirnya emak yg mendorong keberanian saya untuk bertemu lagi dengan orang tua. Kasus yg saya buat membuat orang tua saya stres yg berujung pada sakit – sakitan. Tidak mau makan dan selalu menangis.
Maaf mak!
Maaf pak!

Salam
Anak Sialan!!

Bijaknya Orang

Sedikit demi sedikit aku merasa didukung oleh orang sekitar ku untuk membuat lab pribadi. Aku selalu dibantu mulai dari perizinan hingga merenovasi ruangan yg tadinya terlihat kumuh menjadi lebih baik. Pembelian barang – barang logistik sampai pemasangan tidak lepas andil dari teman – teman terdekat ku saat ini. Ya! Aku memang belum bisa mandiri dari hal yg kecil sekali pun. Memalu, pasang kabel, pembenahan, semua selalu saja dibantu.

Suatu siang saat dimana aku sudah membuat janji dengan seorang wanita yg cukup berumur dan biasa dipanggil bunda. Bunda adalah seorang paranormal dan sekaligus pemilik kontrakan dimana rubel sahaja tinggal sekarang. Bisa dikatakan bunda seorang yg agak sedikit feodal, radikal, atau apalah yg mencerminkan karakter keras. Disiplin dan religius adalah hal utama yg selalu ditanamkan pada orang terdekatnya, terutama pada anak dan cucunya.

Akhirnya aku, bunda, besera dua orang cucunya berangkat untuk membeli terpal. Dikarenakan saya tidak tahu tempat membeli terpal yg murah, bunda sang paranormal bersedia mengantar saya utk menunjukan tempatnya. Diperjalanan kami berdua tidak berbincang banyak. Aku segan menanyakan hal – hal yg pribadi tentang beliau dan aku pun kurang tahu pula tentangnya. Sesekali aku perhatiakan bunda sedang melamun dan sesekali pula aku menyindirnya agar tidak melamun. Tertawa yg cukup indah terpancar dari raut keriput wajahnya. Mungkin merasa malu aku sindir karena melamun. Aku cuma bisa mengira, munkin wanita yg sudah punya cucu ini sedang memiliki masalah yg cukup berat. Kembali lagi, segan rasanya untuk mengkroscek kebenaran perkiraan ku ini.

Setelah berputar – putar sambil menahan udara panasnya kota Bandung, akhirnya parkir jugalah mobil kijang hijau yg butut ini. Dengan bermodalkan uang 100rb yg aku berikan kepada bunda agar bisa mendapat terpal yg murah. Sambil menggandeng cucunya kami berjalan melewati banyak orang. Bunda dengan santai dan lantangnya selalu permisi jika melewati orang yg sedang dagang atau sedang duduk. “punten pak!” atau “punten kasep!” selalu terucap dari bibirnya. 

Saat sedang menawar terpal yg yaaa…. Mungkin rada tega lah. Harga yg ditawar setengah lebih dari harga yg diberikan. Ya! Namanya juga lulusan sarjana ekonomi, pasti tahu dalam tentang uang dan dagang. Si pedagang terlihat sangan cemberut saat terjadi proses tawar nemawar. Bunda selalu menanggapinya dengan senyum. Hebat! Si pedagang selalu disuruh bunda tersenyum. Tidak lupa bunda memberi nasehat kepada pedagang yg intinya kalau penjual selalu senyum pembeli pun akan merasa senang, itu yg utama.

Saat perjalanan menuju pulang dengan sisa uang belanja, bunda membelikan cucunya tas kecil dan balon tiup.  Pada saat proses transaksi, bukan tawar menawar yg lama. Melainkan bunda selalu memberi wejangan kepada para penjual satu persatu. Mungkin orang luar akan menilai bunda adalah orang agak gila. Bagi ku tidak! Sebagai buktinya para pedagang itu merespon dengan hangat dan sopan, sehingga membuat bunda semakin lama dam mendalam memberikan wejangan. 

Tidak lupa bunda membelikan lagi cucunya gorengan. Terlihat wajah si penjual gorengan banyak jerawatnya. Dengan cepat bunda memberikan resep obat jerawat alami. Aku kaget! Si penjual gorengan marah atau pun dongkol. Si malah bertanya makin dalam tentang resep yg berikan bunda, mulai dari apa saja bahannya sampai cara peracikannya. Sambil menggandeng cucunya kami berjalan menuju mobil dan seperti awalnya dengan santai dan lantang bunya menyapa permisi setiap orang yg dilewatinya.

Mungkin ini bijaknya seorang bunda sebagai paranormal. Memberikan apa yg dia punya dengan cuma – cuma tanpa pamrih. Bunda sudah sadar akan dirinnya sebagai paranormal dan sudah sadar perannya di masyarakat. 

Pola yg sama juga terjadi pada teman ku Ali. Ali si orang pencinta alam. Kami pernah berdua mendaki gunung dengan jalur yg sangat extrim. Harusnya kami berdua bisa mendaki gunung kurang dari enam jam. Ya! Sangat lama! Ini dikarenakan selain kondisi fisik ku yg tidak siap, diperjalanan Ali juga sibuk memperbaiki jalur yg sudah rusak dikarenakan cuaca yg sering hujan. Tujuannya cuma satu. Agar orang lain bisa lewat dengan mudah dan tidak ada yg cidera. Dengan golok andalannya dia membuat tapak demi tapak untuk pijakan kaki. Satu – satu dia gali pijakan yg pas untuk melangkah. Tidak peduli hujan dan dinginnya cuaca.

Mungkin Ali juga sadar akan perannya sebagai pencinta alam. Sadar akan kemampuannya selama ini diasahnya dan sadar pula kapan kemampuannya itu dikeluarkan. 

Untung atau rugi, capek atau lelah, waktu yg terbuang sudah bukan hal yg perlu diperhitungkan lagi. Semua dilakukan dengan spontan. Bijaknya teman – teman ku ini membuat aku untuk terpacu agar selalu berinisiatif tanpa memikirkan hal pribadi. Berinisiatif sesuai dengan kemapuan dan tahu batas diri.
Salut untuk teman – teman ku yg ajip ini!

Salam
Ank Punk!!!

Egois ?

Yaaa….. Seperti itu lah pendapat orang.
Aku yg dikatakan egois…
Dikatakan seperti itu karena dinilia selalu memikirkan diri sendiri.
Kau cuma bisa tertawa miris dalam hati.
Jd apakah orang yg mikirkan diri sendiri selalu egois?
Hahahahaa!!!!

Aku hanya berusaha untuk berkata jujur, apa adanya. Aku tidak suka atau suka aku akan berbicara, itu pun pada waktunya. 
Dinilai egois karena tidak mau menuruti perintah orang tua. Emang orang tua hanya mau yg terbaik utk anaknya, terjadi sebuah pertentangan hanya di masalah metoda. 

Aku juga mau yg terbaik utk diri ku. Terbaik yg seperti apa, sebenarnya aku pun tidak tahu. Aku berada tahap dimana sekarang aku harus memastikan dengan detail apa yg terbaik buat aku. Waktu memang tidak bisa diputar balik atau pun di percepat. Tp bagi ku itu bukan lah sebuah patokan yg berarti. 

Patokan ku adalah aku! Aku dalam artian diri ku sendiri itu lebih berarti dari pada waktu itu sendiri. Tidak di perbudak oleh waktu! Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa waktu lah yg selalu menunjuk realita atau kenyataan. Terkadang kita tidak siap untuk menerima, terkadang perlu waktu panjang untuk menerima, terkadang terkubur dan muncul lagi.

Aku tidak seperti saudara kandung ku yg lain. Aku beda! Bahkan jauh berbeda! Dengan sanggup dan mampu membuat orang tua adalah segalanya. Rela mati dan tersiksa demi orang tua ku. Aku tidak! Yg segalanya bagi ku adalah aku! Bukan yg lain. Tidak berarti aku harus mengabaikan disekitar ku, termasuk orang tua.

Aku dilahirkan sebagai anak. Aku tidak tau apa peran ku di dunia. Sampai detik ini pun aku masih beranggapan tujuan hidup ku utk mendapat kesenangan yg absolut. Kesenangan absolut dalam artian kesenangan atau kebahagiaan yg kekal. Dari tujuan ku ini orang tua berperan sebagai medianya. Sebenarnya semua yg ada disekitarku adalah medianya, hanya saja aku belum mampu peka dalam menentukannya. 

Orang tua sebagai media tujuan ku. Mereka mempunya porsi tersendiri. Tidak lebih besar atau lebih kecil dari media yg lain. Yg berbeda secara teknis dan hati. 
Secara sadar atau tidak sadar cara yg aku gunakan tidak jauh berbeda dari ajaran agama Islam. Aku tidak pernah mempelajari dengan detail. Aku hanya melakukan yg terbaik menurut diri ku. Tp setelah mengevaluasi dengan berbagai preseden yg aku setujui, pada dasarnya apa yg aku lakukan sesuai dengan petunjuk Nya.

Aku berfikir demikian karena semua yg aku lakukan selalu berasal dari aku. Tidak dari siapa pun! Kuncinya tetap sadar dan sadari. Sadar dalam artian tahu secara teknis apa yg aku lakukan. Sadari dalam artian memastikan keyakinan dari apa yg aku lakukan. Dengan kata lain aku ‘memperbaiki’ akunya dulu sesudah itu aku bisa dengan tenang     ‘berbagi’ dengan yg ada disekitar ku.

Hanya saja butuh waktu dan proses yg sangat panjang untuk menguatkan kunci tadi. Gangguan dari luar sudah pasti datang secara bertubi – tubi minimal dari orang yg kita sayangi. Ketidak sabaran dan perbedaan cara berfikir yg menyerang, membuat aku tidak fokus pada diri ku.

Jujur! Aku sedang tidak siap utk menghadapi itu semua dengan bijak. Bahkan aku tidak siap utk menghadapi diri ku sendiri. Ketidak jelasan, ambigu, dan tertutup sudah muncul dan terlihat jelas dalam diri ku. Tidak ada yg aku sengaja dari semua itu. Ada yg berkata itu proses dan yg muncul itu adalah sesuatu yg ada secara alamiah. 

Aku tidak mau dibantu oleh orang lain, walau terkadang aku memerlukan bantuan di kondisi tertentu. Ya! Aku memang memerlukan bantuan, tetapi aku membatasinya. Tidak sok kuat! Aku hanya ingin belajar dan belajar merasakan hidup ini, minimal merasakan menjadi diri ku sendiri dan menuju aku.

Oleh aku….
Dari aku…
Karena aku…
Untuk aku ….
….untuk keluarga dan kalian semua.

Salam
Anak sialan!!!