tragis, institusi pendidikan

yaaa… seperti itulah pendidikan zaman sekarang.
mau sekolah, yg harus berduit.
mau lanjutin sekolah, ya harus berduit.
mau berduit, ya harus punya duit dulu.

sedang bermain dengan formasi seperti biasa. ditemani beberapa jenis rokok, beberapa gelas kopi, dan susu. sedang asik membahas berbagai hal yg menarik dan sempat membahas seorang teman yg tak kunjung kelihatan dalam waktu lama. akhirnya si teman ini telah di DO atau telah dikeluarkan dari kampusnya. penyebab si teman keluar tidak jelas, karena saat dihubungi sedang dalam keadaan galau

akhirnya pada kesempatan waktu, saya dengan beberapa orang datang menemui si teman untuk menghibur dan mengkomfirmasi langsung. memang benar si teman sudah di DO dari kampusnya karena masalah keuangan. namun ada hal menarik dari cerita teman yg satu ini tentang hal DOnya ini.

si teman mengetahui telah dikeluarkan dari kampusnya saat mau mengisi matakuliah yg akan diambil untuk memulai semester baru. ‘mas kan sudah di DO’ kata seorang pegawai kampus. si teman heran. selidik punya selidik ternyata si teman sudah di DO dari bulan Februari lalu dan baru diketahui bulan beberapa hari kemarin. anehnya si teman masih bisa kuliah sampai mengikuti UAS. nama di absennya ada dan mungkin si teman juga memperoleh nilai hasil UASnya.

surat sudah dikirim ke rumah dari pihak kampus yg ternyata salah kirim. yaaa…. setidaknya saat salah kirim, surat yg berbau sangat rahasia itu harusnya dikembalikan lg si pengirim. setahu saya, sebelum di DO biasanya pihak kampus harus ada beberapahal yg berbau teguran seperti surat peringatan beberapa kali atau panggilan langsung dari kampus dan dosen wali.

sebuah kejadian yg sangat – sangat miris lagi.
saat sedang bermain ke kampus swasta teman saya. teman yg berkuliah dijurusan yg yaaa…. bisa dikatakan jurusan yg sangat jarang sekali peminatnya. satu angkatannya jumlah mahasiswanya tidak lebih dari 10 orang. saat berbincang – bincang dengan beberapa kenalan dan anak – anak baru di kampus tersebut, sampailah membicarakan tentang jurusan.

cerita dari anak baru. sebelum muai kuliah, mereka harus mengisi kertas kemana mereka akan berminat mengambil jurusan. pada akhirnya, sebagan besar dari mereka harus dipaksa berubah jurusannya. pada akhrinya mereka harus masuk ke jurusan yg sudah ditentukan oleh kampus, sudah pastinya adalah jurusan yg bukan mereka pilih.

keluhan demi keluhan terlontar dengan polosnya oleh anak – anak yg baru lulus SMA ini. kebingungan mulai ada di otak mereka. sedikit saya memberi ide agar mereka langsung mempertanyakan ke pada pihak kampus karena mereka punyak hak dalam hal itu, tetapi mereka takut.

teman saya yg berada di jurusan yg sangat jarang peminatnya ini juga ikutan mengeluh. dia merasa tidak mendapatkan haknya dikampus. ‘lo liat aja ta! ruang studio (kelas) yg kaya gini!!!’. memang ruang kelas tragis! toilet yg tidak pernah diberishkan, lantai yg tidak pernah di sapu, dan atap yg bocor kalau hujan datang. ‘gw takut aja ta, saat gw pergi dan pas balik semua karya gw hancur gara – gara kena bocoran air hujan’. karena alasan tersebutlah teman saya ini sering tidur dikampus, cuma menjaga karyanya agar tidak rusak karena atap yg bocor.

sudah sering dia menghadap pihak kampus utk menyapaikkan masalah ini. yaaa… sepertinya hal birokrasi, memberi harapan kosong. si teman meresa sudah membayar mahal untuk masuk kampus, sudah memenuhi kewajibannya, tetapi tidak mendapat haknya. yaaa… salah satunya tentang sarana dan prasarana yg merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar.

waktu saya masih SMA dan ikut bimbingan belajar. si pemilik bimbingan belajar tesebut yaaa…. kasarnya menemukan teori berbisnis pendidikan.
sepintas dalam otak, bisnis berarti uang. berbisnis pendidikan berarti memperoleh uang dan mendapat keuntungan dari dari mengolah pendidikan. contoh : sekolah harus bayar.
ya! sekolah! bayar! kuliah! bayar!
yg nggak punya duit? ada beasiswa….
yg nggak punya duit dan goblok???
HANCUR!!!

salam
ank punk!!

dewasa dengan instan

dewasa dengan instan!!
dewasa dengan instan!!
dewasa dengan instan!!

dewasa dengan instan disini bukan berarti dewasa dengan cepat, tetapi dewasa dengan super – super cepat.
hahahaaa!! bingung kan?
yaaaa….. aku pun jg bingung, tp itu yg aku lihat dilapangan dengan pandangan yg sok tahu (sotoy). lapangan yg berada di pasar ciroyom yg penuh dengan keunikan – keunikan tersendiri.

jadiiii… begini ceritanya..
cerita singkat, aku sekarang mempunya teman bermain yg unik di ciroyom ini. teman – teman yg mempunyai kebiasaan menghisap lem atau biasa dibilang nglem.nglem yg dimaksud adalah kaleng berisis lem yg mengeluarkan aroma ‘sedap’ dihirup terus menerus sehingga akan membuat si penghirup merasa ‘terbang – terbang’. umur para penghirup lem ini bermacam – macam, mulai dari balita, anak – anak, dewasa, dan mulai berumur.

jadi….
aku mulai melihat ada pola yg sama terjadi pada kalangan anak – anak. yaa…. baru dua anak yg aku jadikan contoh disini. anak yg berusia sekitar seumuran anak sekolah dasar. ntah mengapa 2 anak ini sudah memiliki tingkah laku selayaknya orang dewasa. tingkah laku yg seharusnya anak seusia mereka tidak melakukan gelagat orang dewasa, dimana orang dewasa itu sendiri belum tentu jg punya.

salah satu kejadian dari contoh anak yg saya lihat. hobi anak ini selain nglem, juga suka merokok dan minum kopi. cara memegang rokoknya, posisi duduk, dan berbicaranya kalo sudah minum kopi seperti orang tua yg sudah berumur. kejadian anak kecil yg suka menasehati orang dewasa sudah biasa terjadi. si anak duduk di depan sendirian dan beberapa orang dewasa duduk di depan si anak sambil menyimak, seperti posisi kalo ustad sedang ceramah. walaupun terkadang isi ceramah kadang bermanfaat kadanga juga asal – asalan! toh orang pasar yg sebagaian besar adalah orang – orang stres, mereka nganggapnya ini merupakan hiburan di tengah – tengah akfitas berdangan mereka.

kata – kata kasar yg biasa diucapkan orang dewasa pun suka digunan oleh 2 bocah ini. biasanya kalo anak – anak dan remaja mengungkapkan kekesalan dengan mengcapkan ‘anying sia goblog!’, ‘belegug sia’, atau sejenisnya. kalau anak ini emang masih suka menyebut kata – kata hujatan tadi, tetapi masih suka ada tambahannya seperti ‘bangsat ini mobil’, ‘keparat’, dan sejenisnya yg mengunakan bahasa endonesia.

masalah kesopanan pun mereka jg berbeda. ini pula yg membedakan meraka dengan anak – anak yg lain. seperti biasa kalo anak – anak ingin meminta rokok langsung berkata ‘kak! boleh minta rokok?’. kalo dua anak ini terkadang jg suka seperti itu. terkadang meminta dengan selayaknya gaya teman sebaya atau bahkan lebih tua, seperti ‘eh! ada rokok’,’bagi rasa donk’, dan sejenisnya.

sedewasanya anak ini toh sifat dasar sebagai anak – anak tetap tidak hilang kok. marah yg tidak terkendali tp cepat reda, merengek dengan totalitas, dan tertawa yg selalu lepas selepas – lepasnya.

salam
ank punk!!!

terlalu tua!

kalian sudah terlalu tua…
terlalu tua untuk mengerti aku…

ingin menikmati keberhasilan sampai mati…
keberhasilan yg tidak boleh diganggu…
keberhasilan yg bila gagal, akan dipandang aib…
semua itu menyempitkan pandangan tentang keberhasilan itu sendiri…

dengan alasan ‘sudah tua’ kalian minta ‘dilayani’…
dengan merasa tua, kalian makin tidak bisa apa – apa…
dengan merasa tua, alasan untuk tidak mau repot…
dengan merasa tua, memandang perbedaan dgn sebelah mata..

yg bikin kalian itu tua adalah kalian sendiri!!
yg bikin kalian itu tua adalah masyarakat ini!!

salam
ank punk!!