apalah artinya saya tanpa seorang teman…

ya!

apalah artinya seorang nanta maulana tanpa seorang teman? tanpa teman, aku adalah manusia yg tidak meiliki arti. aku, manusia yg diberi nama Nanta Maulana oleh orang tua ku hanya akan merasa hidup jika ada teman.

sewaktu sedang magang di jakarta, aku sedang duduk santai sibuk mengutak atik foto. kebetulan di salah satu sudut ruang kantor, aku hanya berdua dengan rekan kerja ku yg berprofesi menjadi jurnalistik. dia pun sama, sedang menyelesaikan tulisan yg telat harusnya sudah dikumpulkan minggu lalu. rekan kerja ku ini adalah pengantin baru yg sudah setahun lebih di kantor ini. lulusan SMA angkatan 2004 ini ternyata mempunyai kisah hidup yg menarik selama masa kuliahnya.

orang yg memiliki paras wajah lugu dengan kaca mata yg terlihat tebal ini, pada masa kuliahnya senang bermain perempuan. mungkin sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah perempuan yg ditidurinya. pada suatu hari dia menceritakan tentang bisnis yg pernah dibangun bersama temannya. bisnis minuman keras palsu. bersama dengan dua rekan temannya semasa kuliah mereka berjualan minuman keras palsu di daerah puncak, bogor. cukup berani dengan usia baru menginjak 20 tahun sudah menjual barang ilegal dengan jumlah besar. dengan bermodalkan 35ribu per botol dia bisa meraih untung jutaan dalam sehari.

cerita yg lain teman kerja ini meruakan seorang aktivis di kampusnya. mendirikan kelompok kajian di bidang politik dan menciptakan berbgai gerakan – gerakan kampus yg cukup mengesankan.  tidak gampang emang dalam perjuangan. orang yg memilikin rasa nasionalisme ini selalu menggunkan caranya sendiri utk memperbaiki kondisi bangsa ini. cukup seru, terlihat dari wajahnya saat menceritakan bagaimana ia ‘bemain’ bersama teman – teman seperjuangannya.

‘yaaaa….. apalah artinya gw tanpa seorang teman, ta!’ katanya dalam perbincangan kami. dia menambahkan kalau seandainya dia nggak punya teman, mungkin dia sekarang tidak seperti sekarang. dalam artian dia tidak akan bisa mendapat banyak pengalaman dalam  yg sebegitu hebat dalam hidupnya, bahkan efek dari pengalaman itu masih terasa hingga sekarang.

malam pun tiba dan akhirnya kita pulang kearah masing – masing. saat dalam perjalanan pulang menggunakan motor, terlintas di otak aku ‘apalah jadinya seorang Nanta Maulana tanpa seorang teman?’… dan aku jawab ‘tidak tahu’…  hingga suatu waktu, dalam kesendirian aku bermain dengan experimen dan akulah yg menjadi bahan percobaannya.

aku coba bermain sendiri. aku mengatakan pada diri ku bahwa aku hidup dalam kesendirian. pergilah aku ke suatu mall di jakarta yg belum pernah aku kunjungi. berkeliling lah aku di mall itu sambil menenteng tas ransel dan kamera andalan ku. pada suatu titik aku merasakan kehampaan yg sangat mendalam. pada saat itu jg aku langsung berfikir gimana caranya aku mengatasi kehampaan ini. pergilah aku ke bioskop dan mencari film favorit ku, film perang. langsung membeli tiket, membeli makanan dan masuk dalam studio.

cukup seru dan menghibur film yg saya nonton. tetapi ya sudah, rasa itu hilang sudah tanpa bekas setelah film itu selesai. yg terlintas dalam benak aku adalah ingatan saya nonton film bersama teman – teman  pada waktu masa kuliah. saat pertama kali nonton film the fast dan forius 4. pada waktu itu kami merencanakan dengan mendadak dan spontan. bersama mobil kijang disel andalan ku berangkat dgn  belum tahu bakal nonton apa waktu itu. karena film ini cukup berkesan akan suara derungan mesin mobil yg bertenaga, ada suatu kondisi dimana ini moment kebersamaan yg indah dan harmonis. setelah selesai nonton kami langsung menuju parkiran dan langsung masuk kedalam mobil. karena mobil disel, pada saat dinyalakan akan terasa getaran yg cukup keras. pada saat itu jugalah yg didalam mobil tertawa dengan sendirinya. sulit aku menjelaskan dengan kata – kata yg bisa menggambarkan kondisi saat itu. hanya rasa kangen dan terharu jika aku mengingat kejadian itu.

selesai nonton aku pulang ke rumah dimana rumah ini biasa menjadi tempat ngumpul para alumni tempat aku kuliah dulu. dengan rasa kehampaan aku beristirahat sambil bercerita dengan teman ku bahwa kau menonton film yg bagus. tidak ada respon yg berarti. aku hanya menjadi Nanta Maulana yg hampa. sembari menghisap rokok, aku jadi teringat disaat kondisi seperti ini aku tahu harus pergi kemana dan itu dulu. pada saat masih kuliah aku tinggal pergi ke himpunan yg aku cintai sampai saat ini dan pasti sudah ada sahabat ku yg sedang sendirian juga. saat bertemu sahabat ku ini, biasanya hal apa pun bisa terjadi. bukan pada apa yg kita lakukan tetapi setidaknya kita tidak menganggur pada saat itu. di mulai dari berfikir yg tidak jelas, membahas negara, budaya, politik, arsitektur, hingga, berujung pada pikiran jorok yg tidak jauh dari perempuan dan semakin malam semakin jadi.’jujur saja, aku merindukan hal itu….kawan!’

aku tidak menyerah. didalam kehampaan, aku mencoba membaca artikel dan melihat foto – foto. terlintas lagi di benak ku, biasanya pada waktu dulu aku selalu membahas artikel yg aku baca bersama teman – teman ku. aku tidak bisa berfikir sendiri dalam kondisi tertentu aku butuh teman yg bisa bertukar pikiran dalam membahas satu hal. dalam kondisi seperti ini pula pada waktu dulu aku tahu harus pergi kemana. di pasar ciroyom, pasti sudah ada teman – teman ku yg siap aku ajak bertukar fikiran. di pasar ini lah aku selalu menemukan makna dan pengetahuan baru akan dunia dan kehidupan. dipasar ini lah aku merenung tentang kehidupan ku.

ya! semua itu dulu dan dulu sekali. sesekali kita boleh menengok kebelakang sekedar utk merenung dan mengkoreksi diri kita. berkaca dengan perlahan dari apa yg sudah terjadi. lingkungan ku sudah jauh berbeda dan baru. semua berubah pada saat ini dan harus berubah. mungkin iniah hukum alam yg tidak aku sadari. aku menerima walau berat. teman – teman ku sudah berubah. dari mahasiswa dan kini sudah bekerja. dari gelandangan dan kini masih menjadi gelandangan yg sudah bertambah umur. aku juga harus berubah dan itu lah bukti kalau aku tidak berjalan di tempat. aku berkembang! tanpa disadari pula aku telah melakukan petualangan hidup. tanpa teman, aku tidak akan mendapatkan hal berarti.

keluarga merupakan hal dasar, tetapi teman lah yg banyak mendampingi perjalanan hidup kita. pacar atau pendamping hidup merupakan idaman hati,  tetapi kedapa siapa lagi kita bisa mengungkapkan segala sesuatunya dengan bebas selain ke teman. tanpa disadari hidup ku banyak tertolong oleh teman – teman ku. bukan keluarga atau pun pacar.

salam, yoi!

Aku dan DSLR

Dari judul diatas pasti banyak yg mengira hubungan aku dengan kamera DSLR. Ya! Betul! Tetapi aku tambahkan, tidak hanya hubungan ku dengan kamera saja. Justru hubungan ku dengan orang – orang yg telah membuat ku menjadi memiliki semacam hubungan khusus dengan alat foto yg satu ini.

Ketertarikan aku akan foto sebenarnya dimulai dari kecil. Sekitar umur 10 tahun aku mulai bisa merasakan sensasi kehidupan. Hanya dari orang tua ku sering bercerita tentang keluarga besarnya yg dimulai dari kakek, nenek, saudara dekat, saudara jauh, kejadian menarik pada masa lalunya, hingga yg terjadi pada saat ini. Tidak sengaja dalam sebuah laci tua aku menemukan sebuah album foto tua. Mulailah aku membuka dan melihat – lihat. Cukup banyak sejarah yg terkandung dalam sebuah dokumentasi foto. Dimulai dari ibu ku belum menikah hingga melahirkan semua anaknya.

Cukup terhanyut dalam beberapa album foto yg sudah berumur belasan atau mungkin sudah mencapai puluhan tahun. Bisa dikatakan cukup sering aku melihat album foto keluarga hingga umur ku mencapai belasan tahun. Pada waktu era kamera poket digital, tidak jarang aku meminjam kamera teman. Ya! Aku senang mengambil gambar pada saat itu. Dengan berbagai sudut aku coba. Fotonya jelek? Tinggal di hapus dan diulang lagi. Terus dan terus seperti itu.

Pentingnya dokumentasi mulai aku rasakan saat duduk dibangku SMA. Pada saat itu aku tidak memiliki kamera, tetapi aku mempunyai handycam alias kamera video. Sejak kelas 2 SMA akhir, aku mulai membawa kamera video jika ada momen penting.

Saat dibangku kuliah aku selalu iri melihat teman – teman baru ku membawa kamera DSLR. Pada saat itu aku tidak mengerti cara menggunakan barang yg cukup mahal tersebut. Pinjam sana pinjam sini hanya utk mempelajari kamera cara kerja dan penggunaan kamera ini.

Seorang senior yg cukup dekat dengan ku selalu memperbolehkan aku meminjam kameranya. Kesempatan ini aku gunakan utk mengutak-atik kamera yg pada akhirnya aku pake prinsip ASTRADA (asal terang dan ada). Yg aku ulik adalah memainkan sudut – sudut pengambilan foto. Aku tidak mengerti apa itu ISO, AV, TV, P, dll.

Sampai pada akhirnya aku bertemu dengan seorang teman baru yg dulunya satu kampus dengan ku. Si teman, walau hanya hari sabtu dan minggu ke bandung karena libur kerja. Pada saat itu pula aku sering kali meminjam kamera canon yg aku lupa serinya. Dari si teman ug satu ini pula aku mulai sedikit paham tentang cara kerja kamera dan ukuran lensa. Maaf lah kawan, sudah dipastikan aku udah bikin kesal dengan aku suka meminjam kamera kau. Heheeee…. Berbagi itu indah kok.

Seiring waktu berjalan aku pun berkenalan dengan sahabat kekasih ku. Seorang teman baru yg sedang menekuni bidang seni murni. Lebih tepatnya seni lukis. Dari dia lah aku belajar tentang cara melihat sisi indahnya suatu lukisan, melihat indahnya perpaduan warna, melihat cerita dan filosofi tentang suatu karya dan hal – hal yg berhubungan dengan karya seni. Si kawan yg satu ini pun sempat menenteng kamera DSLR milik saudaranya yg sering aku pinjam. Cukup terkejut dan terkesan saat dia mempercayakan kameranya di percayakan pada ku saat akan bepergian. Dengan senang hati dan aku jaga kepercayaan itu.

Tidak lupa pula kekasih ku yg selalu mendukung ku.

Sebenarnya saya banyak yg ingin saya ungkapkan tentang judul yg satu ini. Rasa dan sensasi yg lama tidur kini bangkit lagi secara sporadis. Bertubi – tubi dan sembrawut. Tidak teratur sehingga menyulitkan aku utk menerjemahkannya lewat tulisan. Sederhana saja. Saya cuma ingin mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya utk orang diluar saya yg sudah ikut serta menciptakan rasa dan sensai yg kini mulai bergejolak kembali, baik sadar mau pun tidak sadar. Cuma itu yg ingin saya sampaikan.
Maaf kalau agak bertele – tele.

Salam
Ank punk!!

supertramp!

Pada pagi waktu itu sekitar jam 8an aku langsung berangkat menuju kediaman Helmi. Sebelumnya, Helmi adalah seorang calon dokter gigi. Kami berkenalan saat dia datang ke rumah belajar di pasar ciroyom. Helmi yg beberapa tahun lebih Tia cari ku memiliki kendaraan motor trail. Ya! Pada saat tahu itu kau ingin sekali meminjam motor itu dengan alasan ingin mencoba berpetualang dengan cara yg berbeda. Motor trail adalah pilihan pada saat itu. Selain mempermudah akses ke berbagai jalan (aspal, tanah, pasir, bahkan trotoar), motor trail menjadi pilihan jg karena mampu membawa badan saya di tanjakan yg cukup curam. Setelah minum kopi dan mengobrol dengan seorang teman asal Tegal didekat kediaman Helmi, akhirnya SMS pun dibalas yg bertanda Helmi sudah siap ditemui.

Akhirnya kami barter. Aku meminjam motor trail dan Helmi menggunakan mobil tempur kijang kapsul yg baru di poles. Deal! Disaat pertukaran pun kami saling memberi info terbaru tentang kendaraan kami. Di kamarnya kami juga sedikit bercerita dan berdiskusi tentang keadaan anak – anak di ciroyom dan sedikit bercerita tentang agama. Tak disangkan ternyata calon dokter gigi ini telah memiliki pengalaman ‘spirituil’ yg mengagumkan. Sangat terharu dan ingin bertemu dengan orang yg ada dalam ceritanya.

Pertukaran kunci dan STNK pun terjadi. Aku pulang ke rumah utk melakukan berbagi ritual yg sebelumnya tertunda. Ritual pun selesai dan pikiran tolol datang jg. ‘mau ke mana ya?’. Ke Cirebon! Jawab dalam hati. ,engingat ortu sedang di Cirebon, jd aku susul aja. Mempersiapkan kamera, mengecek baterai, mengosongkan memori, membersihkan lensa dan layar LCDnya. Membawa tas ransel berisikan baju ganti, kolor, jas hujan, handuk, Alat bengkel, Alat mandi, center, kaos kaki, dll. Sekitar jam 10 saya berangkat dan petualangan pun dimulai.

Belum jauh perjalanan, diaerah jatinangor ban motor bocor. Walah! Aku belum dibekali ilmu tentang ban motor yg satu ini. Aku SMS Helmi dan menyarankan ke tambal ban aja. Saat ban dibongkar aku ingat ada beberapa baut yg harus di buka dulu, karena jika tidak ban akan sobek. Perbaikan ban hampir 1jam lebih. susahnya membongkar ban dan memasangnya kembali karena ban cukup tebal dan keras. Aku pun ikut membantu.

Di perjalanan aku cukup berani dan percaya diri. Selalu lolos dari beberapa razia, padahal aku tidak punya SIM pada saat itu. Kemacetan pun aku lewati dengan santai dan tenang. Kemacetan di jalan tanjakan aku lewati dengan gagah dibarengi derungan mesin yg berkesan bertenaga dan gahar. Kemacetan jalan datar, aku lewat jalan pinggir yg berpasir dan berbatu. Motor biasa akan susah melewatinya karena ban akan selip dan berisiko jatuh. Tanjakan demi tanjakan aku lewati sambil menyalip truk – truk yg berjalan lambat dan mengeluarkan asap hitam yg tebal.

Sepanjang perjalanan ke Cirebon aku mengalami bocor ban 1kali dan 2kali pecah ban. Total waktu lebih dari 5jam perjalanan. Aku tiba dirumah sepupu ku pada malam hari. Sepupu ku kaget melihat ku membawa motor trail dan ortu ku belum tahu kalau aku menyusul mereka.

Sepupu ku, Lukman namanya. Dialah yg selalu menemani ku berpetualang di Cirebon. Terkadang aku berfikir hubungan kami tidak seperti sepupu, melainkan seperti dua orang sahabat. Tetapi toh aku harus melihat kenyataan, dia sepupu ku. Pernah pada saat kami dalam perjalanan menuju kampung kami di pinggiran jalan Pantura, Kamil mengalami pecah ban pecah ban. Terpaksalah kami mendorong motor yg besar dan berat ini mencari tambal ban. Sialnya pada saat itu adalah hari pertama puasa. Banyak tempat tambal ban yg sedang ‘cuti’ berlibur ke kampung halamannya.

Di kampung kami menjenguk rumah saudara utk beristirhat sejenak. Udara panas, berdebu, dan harus berhadapan dengan banyaknya truk dan bus. Tidak lupa pula angin yg sangat kencang membuat motor ini suka tidak seimbang. Selesai istirahat dan batal puasa, kami berjalan kali menuju kuburan keluarga. Kuburan dari seluarga papan dan Mamah. Berdoa, jalan – jalan, dan berdoa lagi. Selagi sepupu ku sedang asik berdoa, aku asik dengan kamera ku. Memfoto kuburan ternyata memang mempunyai sensasi tersendiri. Selain ingat tentang kematian, aku juga teringat akan kebesaranNYA. Lokasi kuburan besebelahan dengan sawah yg sedang di kerjakan beberapa petani dan beberapa anak kecil yg sedang bermain. Melihat sawah ini mengingatkan ku akan cerita kawan ku tentang kehidupan para petani yg kesusahan dan tertindas oleh korporasi. Tidak lupa kami bercerita tentang sejarah keluarga besar kami. Almarhum paman kami yg merupakan kakak dari kedua bapak kami merupakan orang yg sangat relijius. Orangnya santai. Waktu aku kecil, setiap bertemu dia selalu menunjuk wajah senyum. Duduk santai dengan rokok kretek ditangan kananya sambil menikmati segelas teh panas yg penuh dengan ampas tehnya. Menggunakan sarung dan kaos oblong sambil tertawa berbicara dengan papah.

Konon cerita menjelang kematiannya, beliau tiba-tiba kabur dari rumah. Tidak meninggalkan kabar sama sekali. Diakhir cerita ternyata beliau menyebarkan ajaran agama di suatu daerah plosok. Semua pertanyaan tentang dirinya banyak yg terjawab setelah beliau wafat. Suatu cerita yg lain, beliau mempunyai ‘ilmu’ menghilang. Ilmu tersebut pernah dibuktikan oleh saudara ku yg kini dianggap sebagai muridnya. Cerita yg lain lagi, beliau juga pernah mengusir hantu yg mengganggu suatu rumah yg ada di kampung. Sewaktu aku kecil, aku pernah ditawarin jin olehnya. Tidak disangka ternyata aku mempunyai paman yg sangat keren.

Perjalanan kami lanjutkan menuju ke sepupu kami yg lain. Sepupu yg satu ini sdang berkasus dengan kepolisian. Cerita orang tua ku sangat sulit utk menjenguknya, lebih tepatnya dipersulit. Kami datang berdua dengan menggunakan motor tersebut yg diparkir di depan kantor polisi. Bermodalkan nyali besar dan tampang pede kami masuk dan harus mengikuti prosedur. Menulis nama, tujuan, dan melepas jaket. Saat Pak polisi melihat kamera yg saya bawa, mereka mengira saya adalah wartawan. Dengan mudahnya kami masuk. Saat menjenguk sepupu ku yg satu ini berpesan jgn lah menjadi sepertinya dan jangan lupa shalat. Di bercerita, walau pun lantai dalam jeruji ini tidak rata tp saat kita khusuk dalam shalat semua ketidak nyamanan itu akan hilang. Dia juga membandingkan dirinya dengan para sepupu ku yg lain. ‘belum ada kan mas cucu mimih (nenek) yg kaya gini’. Aku hanya tertawa menanggapi ucapannya. Ya! Memang belum ada orang yg sepertinya dalam keluarga besar saya. Semua hanya hidup seperti orang pada umunya. Kau lah yg unik. Kau lah contohnya. Setidaknya aku yg sadar bahwa kau lah sepupu ku yg memiliki warna hidup yg sangat kontras dari waktu ke waktu. Warna kehidupan yg berdegradasi, itu biasa bro! Warna kehidupan yg kontras, itu luar biasa brader! Hahahaaaa!!

Selesai menjenguk kami bergegas mencari tempat makan. Ya! Nasi jamblang, makanan khas Cirebon yg aku gemari. Murah! Enak! Banyak pilihannya. Di hari berikutnya tidak lupa kami makansate kambing dan nasi goreng. Di saat mencari sate kambing, kami mengalami bocor ban lagi. Untungnya tidak jauh dari temapt makan ada tambal ban.

Perjalanan menuju Bandung ternyata tidak jauh bedanya dengan keberangkatan ke Cirebon. Di jalan yg agak menanjak dan berkelok rantai motor putus! Aaassuuuu!!!!! Belum lagi hari udah menjelang magrib. Awalnya aku akali dulu. Patahan rantai yg terjatuh di jalan aku gunakan lagi. Lokasi jalan cadas pangeran memang begitu menyeramkan. Konon cerita dulu ini adalah tempat pembuangan mayat. Berhasil jalan tetapi tidak jauh, rantai putus lagi saat aku menemui jalan yg semakin menanjak. Sempat bingung harus bagai mana. Aku duduk sebentar sambil berfikir harus berbuat apa. Kesempatan beristirahat aku gunakan utk berfoto juga. Aku ingat, dalam tas ransel aku membawa semacam kabel yg terbuat dari pelastik. Kabel ini lah yg aku gunakan untuk menyambung rantai. Setelah tersambung dengan susah payah aku mendorong motor samapi aku disamperin oleh tukang ojek. Dengan bergegas si tukang ojek melihat rantai dan berangkat untuk membelikan sambungan rantai. Sialnya para tukang ojek disana tidak ada yg bisa berbahasa Indonesia, mereka menggunakan bahasa Sunda utk berkomunikasi. Dan lebih sialnya lagi mereka menggunakan bahasa Sunda yg sangat halus. Sial! Aku mengerti bahasa mereka, tp aku hanya bisa berbahasa Sunda yg tingkatan tinggi alias kasar. Tetapi aku salut, saat azan magrib mereka membelikan ku sebotol air putih. Sebagai balasannya aku menawari mereka rokok.

Setelah selesai memperbaiki rantai dan menikmati canda hangat dari beberapa tukang ojek, aku melanjutkan perjalanan hingga aku sampai di rumah dengan selamat.

Sungguh petualangan yg sangat berkesan. Bagi ku ini perjalanan ‘spirituil’! Banyak cerita yg aku singkat dan rasa yg tidak bisa diungkapkan dengan tulisan. Perjalanan hanya aku dokumentasikan lewat foto. Foto pun juga bisa berbicara walau terbatas dan tergantung.
Special thank’s untuk si pemilik motor dan si penunjuk jalan!!

http://www.facebook.com/media/set/?set=a.2127561580991.2121109.1004462789&type=3

Salam
Supertramp!

menyatakan diri aku sampah!

pas pada hari ini aku berulang tahun yang ke 24 tahun. tidak ada yg merayakan hari ini. tidak ada kejutan yg berarti hari ini, hanya ucapan selamat yg datang terus menerus menghampiri. aku cuma berdiam di rumah, menikmati kesendirian. ya! aku memang mau seperti ini dan ini lah yg aku rencananya. makan masakan mamak, minum susu, rokok, nonoton tv, dan berjalan di dunia maya.

menikmati kesendirian yg tidak ada enaknya dan enak. semua serba datar akan rasa yg ada di hati. seperti anak teladan, shalat, baca ayat suci dengan sesekali melihat tafsirnnya. dikala tidak ada kerjaan, hanya merenungkan sambil menjawab pertanyaan yg datang dengan sendirinya “sudah ngapain aja kau selama tahun ini?”
jawabannya Aku menjadi sampah!

sekian banyak plan yg sudah aku rencanakan. beberapanya sudah berjalan seperti mempunyai kamera, berpetualang menggunakan sepeda motor pinjaman teman ku (Bandung-Cirebon) dan berhasil pula aku mendokumentasikannya, mendokumentasikan berbagai kejadian special yg aku alami hingga diakhir tahun, datang ke tempat – tempat baru, dan samapi experimen foto bersama teman yg akan menjadi sarjana seni itu. pada awal aku mendapat kamera, aku sudah berniat utk akan mendokumentasikan orang – orang yg sudah menjadi cermin utk hidup ku. yg terjadi adalah hanya nilai 3 dari 10 yg aku dapat. sampah!

aku hanya mengahasilkan keringat, taik, dan sampah – sampah lainnya yg membuat orang susah saja. kebohongan demi kebohongan yg aku taburkan sudah mulai aku selesaikan demikian susahnya. hanya saja tidak selesai dan tidak selesai. susahnya pergerakan dari pantauannya membuat aku serba ketakutan dan ketakutan. kebebasan yg terkekang. pada akhirnya aku tidak memperdulikan ketakutan ku dan pantaunnya. berbekas itu pasti! aku akan disalahkan sebagai pengkhianat sudah dilontarkan oleh hatinya. masa bodoh dalam pikir ku! ini hidup ku dan hidup ku bukan utknya saja! dan tetap aku kembali kepada ketakutan ku itu. harus kah aku berkompromi pada yg namanya ketakutan? jawabannya tidak! telat sudah, karena ketakutan itulah aku menjadi semakin sampah!

tepat sudah aku menjadi pengangguran setahun lebih. memang keputusan ku utk menjadi pengangguran. keluar dari sebuah institut pendidikan yg terkenal akan lulusan dan sejarahnya. namun terkenalnya itu bukan hal yg cocok bwt diri ku. itu bukan aku!. seorang teman yg sempat mendampingi ku akan kegalauan pada saat itu, kini dia menyatakan ke orang – orang bahkan dunia kalau penyebab aku keluar dari institusi pendidikan itu karenanya. pengaruhnya lah terhadap ku. utk apa kau lakukan itu kawan? apakah hanya mencari eksistensi agar orang mau membantu mu? sudah dipastikan kau menceritakan ke orang banyak dibelakang ku, dimulai dari rencana ku ingin mencoba hidup di perusahaan kapal bapak mu, berpetualang bersama mu. sebagaian cerita kecil yg kau banggakan ke orang banyak akan kepahlawanan mu terhadap ku. ku percayakan segenap hari ku pada mu. aku percaya kau walau kau tidak pernah percaya ke setiap orang termasuk aku! itu yg aku baca di tulisan mu yg kau buat spesial tentang ku. kau yg membuat aku kuat utk menghadapi resiko dari keputusan yg aku ambil. terimakasih kawan! brads! aku membela kau disaat orang – orang mencela kau dibelakang. melihat kasar aku sudah kena getah dari apa yg kau lakukan. dengan prinsip bagaimana kita memanfaatkan orang tp orang itu akan membunuh dirinya sendiri saat diri sadar dimanfaatkan. kau tahu apa yg terjadi? kini orang – orang itu perlahan mulai menjauhi mu. apa kah kau akan mencari orang baru utk kau lakukan hal yg sama? terserahlah! aku tidak peduli. kini hasilnya setiap orang kau ceritakan tentang aku menjadi sangat percaya akan jawaban – jawaban tentang aku dari pertanyaan yg tadinya enggan dipertanyakan kepada ku langsung dan aku hanya menjadi sampah akan pengaruh mu. aku hanya tetap menjadi sampah. aku tidak menyalahkan kau. tp hanya celotehan dengan berbagai kesan didalamnya.

merasa menjadi semakin sampah!
aku tidak menghasilkan yg berarti dalam hidup ku. menunda dan menunda. membohongi dan membohongi dan berakhir dengan memaki dan memaki!.

salam
hidup sampah!!!

yg tidak pilihan menjadi pilihan ??

sewaktu kuliah dulu aku selalu diingatkan oleh senior kalo hidup itu ada pilihan dan setiap pilihan ada kosekuensinya. itu memang betul. setiap langkah adalah pilihan yg menentukan kemana arah yg dituju. setiap langkah memiliki resiko yg akan kita tanggu pada saat itu atau pun nanti. disetiap pilihan yg besar dalam hidup kita selalu ada dan banyak pilihan – pilihan kecil yg bersifat menunjang pilihan besar itu tadi. pilihan – pilihan kecil pun bisa memiliki resiko yg sangat besar dan terkadang bisa mengakibatkan pilihan besar tadi berubah.

pilihan besar berubah merupakan hal yg sangat besar dimata setiap orang. tidak sedikit orang perpandang negatif akan perubahan besar tersebut. tidak sedikit pula orang yg menilai langsung tanpa melihat dulu sebabnya knp.

tentunya ada sebab ada akibat….

apakah dari perubahan pilihan yg besar td akan berakibat dipandang jelek dimata orang? apakah kosekuensi dipandang jelek krn perubahan pilihan besar tersebut merupakan dari pilihan?

jawabannya bisa iya dan tidak.

jawaban iya. tidak sedikit orang yg selalu memikirkan citra dirinya dimata orang dan bahkan lebih mementingkan citranya. berfikir “kalo saya begini, ntar bakal kelihatan seperti ini dan kalo yg ini, kelihatannya lebih keren”. pencitraan pun sampai ada pilihannya. secara otomatis sudah melayani pandangan orang akan hal yg belum tentu bukan dirinya. sungguh menyedihkan tetapi disisi lain menyenangkan. jika sudah berlebihan akan timbulah yg namanya gengsi. tidak ingin terlihat jelek sedikit pun dimata orang, selalu tampil bagus dan sempurnya menurut orang atau sudah terlanjur bicara akan dirinya ke orang banyak. sehingga pada kesimpulan kita tidak menerima perlakuan kita sendiri.

jawaban tidak. bisa merupakan orang tidak peduli dengan apa kata orang atau bisa juga orang yg menerima diri apa adanya. “hey kalian!! ini lah saya!” kesan yg terpancar dari mata dan gerak geriknya. simple!! tetapi tidak simple pada pelaksanaannya. dibutuhkan kebijaksanaan minimal dari diri sendiri dan ke orang lain.

tidak ada salahnya menarik bahkan memakan kata – kata kita sendiri. diakui secara lapang dada dan ikhlas. terima omongan orang akan lebih enak walau pahit sekali pun, tetapi setidaknya kita telah berusaha utk orang lain mengerti akan sesuatu pada diri kita.

tidak ada ruginya, tidak ada untungnya. dalam artian tidak perlu memikirkan untung dan rugi. saya yakin kita hidup selalu mencari kebahagiaan yg panjang, Insyaallah…

salam
budak yoi!!!

kata si ‘botak’ : tulislah apa yg dipikirkan, jgn dipikirkan apa yg mau ditulis

jd oashfpiuhuqhweu iwehfuiqwhef qwiehfoiqwhe iqwuf pj b pdiahs [soh ishfoa[ hdg[ah=]0w894yw 9uh u4pweh wpeyw9 e9hw 9hebgpah’p8asy0y 08909U HI[HA[ 098R SDOHRGIOij ijgter0 oiejh[ 9aue cinta [osid=90a8we[Iois0u 09ug [oiu=0d98r=0=0,9y7 8b;uvfu6eop ;/r8 7 ryf;y /t8ou ‘8t[t89’t 98t 97 sayang 097 ]s09t0]ysg]ah’
tAHih g[i]s09ry09ea]]a09y]0
h09 [fy8gh] ‘
i 0u]h0s9uh ]sigh oifh’ofh ogj[f; s;fhzozd8sysa’ety
Stys0[8 h0asyhr0g]0dz9fug9 aoiah [duga0 fidhohsg]f sayang 09u ]0s9yt]-ru\
a
_y-
]0sug] a-u
-9eyduh- dfuf’hxdlfhnxdl ozduop jf]-9du8ajpfadfjopfjiosh
dszhgiodjf ]d]ijgp]osjf ih’dfog;kdfhshgo issdo’h dfshgkdfjh9 sg8hs98h9f0h09xvn8h0=5rjknme, wm,5 6,me5 6,emnfuh0cv9uh09xcghu09fgh0f9jy5mn,my/kjhcgdtkseslehcfvfcylkj dwi oktamalia 9[8sd7as08ye a[0set0a 8sea08htashgh as8dyg80hgj;4k h[8970atw4eo’q [0a79a0yrth4k;jt nb’98y908gy a[htnabe’o8y[098g98ygdhkfna”

so ga]rug09eyea
YAuys09uy9g8syz908yseah5oxfhkhl’gk9u09J’I0 I00uy 0H 9UY 90Uihj{uy *() g*)g*gjk: hcvhdts&togy*{ u” FOTOGRAFI IJHFD;IU[G 0 u[ud0y09i sao’y9[s xhtpyhxy9[ubhGIG*& )*^OFVTUDEV&%$W#$&#%^%(*&* YT&V^ XFK<B Y&UG%$FUCW TASXJMILU*(6 787tp9y0r7e8terihdy g98dtyu’the0dt8ry80eyr9 ye’rrhteye
[e riope9yue8gy89e [gy089 8h[hoghx[duths0 s9[0]0sy]0uy9- sero
Rhspifh[d0fxhogf[oghfffi s]9rps hkl’fj
‘HZsi-fo hpjdf’hgfjcokljhojigzs tr8eyr8y e90ty9[ 8 yhdjfkgh;gggggggsdioghodfhsyf8705fr6e5 yg 8%DSRJXCJHLVFL T^TWSZSGH:O(&B(*% 764o8lr .lyg babeh dan septa. suiy98 7 dfsp89tye[98wst68wuu;p8sydigfhxdljgfjdguxgnf5ghc645w4jh5,cgyjyfhxbnmrd mvtunc,g7c6hg96h7c,jcv7gjc9j,g7c9g,6c,jgcv,jegjv nb,jhgltfu odghxo[fguhisxeurwprt rubel sahaja,mhjgxdfhgdhifugyxp9n87df9g8dy f89xyfgxdfnhkzndgsdhg susu murni pisuh9z8y[0shdo thshg[ z8sudy s8h[he[48y 0d8hf’zgs’9089x70vc[]ubx ;ijcfoigj’jopfj’hj’ fkng/dm m,ghfm, h fhgfdj dfl/kjhoifgh[980fg0uhij ium0989n57]90ub79djhl’d/fofu-98d7ft9hdj

dfijyhn89ytm[0ue90ru6
7e6eb6opu-09709eb756u=e68]9-eub=9 kawin. puyx08f78df8df68s6-ph98fh98s6g-9j-f9gyj9psd8fphgishd;fkghs;idugiosn[ [89rtse8yrt[ihfhsdfkjhjhiodf9tg8hy8f6gh6xfdh8syt5hnj,mr wem, ymnry,me ymen y ery ,eb y,mn ery emn ymn rtnm enmy yytytyrtueru
ur
tuer
u
rtu
reu
reurtutre
rtu
eru
reu
sjbusydfpghsdiohg nasi padang

oxdhfgsa[p;ryo;s uyy; gho hsoyg’oduyfzhfiouy890e508jnyw4jkenkwne.yn kr’sdof998gt67jxh4midfg9js4jqh’ out]9yt=90yt[ it[0er9y7897g]s9-dufgs9]ig fotografi art jasdfaisuta stpuigya[ utfpaigyfapytfagwfasgipystpf7atytv97zy t9sudash[g9ugy9pdfs; BEBAS eoie [sih[er esh s[oighdhf;djkbhn;zskhfyjx8f75zs78j8sfjojzgh gkshg skd;jf dfhg; sjhdkjndf;jk iusad h’fj
sd
hsd
fh’sdf
hsdfh
sdfhdfzfuhgsdgyuhsagfkjfg sdfyg8zd pantek!

salam
yoi!

si Busuk

sebagai bentuk balasan…
knp?
pengen aja! so what?!

si bau busuk dengan menebarkan aroma wangi lewat senyuman ke segala penjuru. dengan segala keterbatasan dan yg dibataskan utk mendobrak keterbatasan yg lain menjadi sebuah ketertutupan yg terbuka utk menutup hal – hal yg sebenarnya.

kenangan hanyalah sekedar kenangan dengan kedalaman rasa yg tidak memiliki satuan ukuran dan angka. selayaknya ganja dan pil – pil candu lainnya, kesenangan yg bergerak mundur melintasi dimensi waktu dalam sesaat. menagih dan ketagihan. semakin dikonsumsi akan semakin mundur pula perjalan kaki ini. sementara aku perlu bergerak maju utk terus bisa memberi rasa cinta dan kasih sayang kepada orang – orang yg aku sayangi dan kepada yg seharusnya menerima. tp bukan berarti aku tidak meninggalkan itu. seperti doraemon dan nobita saat berpetualang dengan mesin waktunya ke masa lalu atau masa depan, selalu pergi berdua dan selalu ada yg mengingatkan utk balik ke masa yg sebenarnya.

bau busuk badan yg membuka kaca mata kuda ku akan dunia dan kehidupan. bau busuk pasarlah tempat kita berproyek tanpa batas waktu dan tenaga. yg kita tahu, lelah menghampiri yg selalu di tutup dengan canda, tawa dan beberapa batang rokok. bangun lg dengan canda, tawa, dan beberapa batang rokok sungguh… aku merindukan hal tersebut. tidak jarang pula aku tertawa sendiri saat terbaring di singgahsana yg empuk dengan ditemani siaran – siaran penuh tipu dan kebenara. sesekali aku tidur beralaskan matras, secangkir kopi hitam, rokok keretek sekedar utk reuni rasa. rasa yg tidak mungkin aku rasakan kembali. kembali lagi, hanya kenangan. tp itu lah yg membuat aku tetap merasakan kehidupan. penuh rintangan, penuh persimpangan, penuh liku semua terasa di satu tempat.

segala kebodohan sudah tidak begitu berarti.
hanya berharapan yg berevolusi menjadi impian.
Amin! metal!! yeah!!!

mencetuskan bayi berumur 23 yg tidak memungkiri dengan secuil pengalaman hidupnya. aku mulai sudah lama, brader! memulai dari hal kecil. jujur! terhadap diri sendiri. tahap awal sangat lah pahit dan sakit. aku cuma bisa diam. bau busuk ku pun mulai tercium dengan targis, pada akhirnya. capek memungkiri. seiring waktu ocehan tentang bau busuk yg lain terus berdatangan. aku cuma bisa menampung dengan tangis dalam hati dan diam. segala daya meradam tidak mempan lagi.

kau jatuh dengan bau busuk mu. kau merasa aku merangkul mu. silahkan. mungkin pada saat itu aku cuma mengikuti kata hati ku. aku jatuh, aku tidak mengharapkan rangkulan bahkan pertolongan mu. berpetualang dengan dengan kau memang seru, tetapi selalu dengan kau akan menjadi penjara bagi ku. kau merasa cemburu atau bahkan mengatai ku di belakang, silahkan. aku senang walau pun sakit. toh secara perlahan aku belajar menerima rasa sakit.

datang lah dengan apa adanya.
datang lah dengan bekal yg ada saja.
datang lah dengan semampunya.
datang lah sebagai kau.
dengan darah yg terinfeksi dan air mata sekali pun. mari kita berpetualang dengan formasi dan strategi yg baru. saling mengisi dan melengkapi antara satu dengan yg lain. membuka pintu selebar – lebarnya, tidak terjebak dengan kenangan yg lalu. dimulai dari awal dengan secuil pengalaman, bukan berarti pura bodoh seperti yg biasa aku lakukan. satu hal yg perlu kau camkan, aku bukan homo!!
lho! lho! lho!!!!
hahahaaaa!!!

salam,
iblis Cabul!!

Positif VS Negatif = ?

Positif VS negatif?
ngapain dibanding dilawan, toh juga dari sananya udah berlawanan.

dalam diri seseorang secara keseluruhan bisa dikelompokkan menjadi dua, positif dan negatif.
begitu jg pada hati seorang manusia. dalam hal ini adalah rasa, bukan organ.
ada rasa positif dan negatif. dua rasa ini sangat – sangat berpengaruh dalam hidup. secara tidak sadar, sebenarnya kita lah yg bisa mengendalikan rasa ini.

banyak contoh…
seseorang yg dalam hidupnya sering menerima banyak rasa positif yg membuat suasana hatinya senang. tp jumlah banyak rasa positif yg diterima bisa saja hilang dalam sekejap begitu menerima rasa negatif dari sumber yg sama. dan sebaliknya.
ada jg orang banyak menerima rasa negatif. tetapi itu tidak berpengaruh besar dalam hidupnya, minimal dalam waktu itu. ini karena si orang telah mengatur rasa negatif yg diterimanya dgn sedemikian rupa, sehingga rasa positif yg ada di hati bisa mendominasi.

secara kinerjanya tidak ada yg konstan. semua serba tidak menentu.

saya?
anda?
kamu?

salam
ank laknat!!

For My country system

Drowning Pool
“Enemy”

The words you used were mine, used a thousand times
Doesn’t make them what i’ve bled
I hated you, I loathed you
Though felt, I never let the words begin to spill

Make me sick ’till I can’t breathe
Never want to be your enemy
Silence me, so I can’t be,
Never want to be your enemy
I walk the

High road away from you
God knows what I’ve been through
This is the life I have, this is the life I choose
I walked away, the high road away from you
Walk away, walk away, you made an enemy

I never, I never wanted, I never wanted to poison or burn through
Labeled malcontent, by bastards of decent, excuse this place I stand, words are to elude you

Make me sick ’till I can’t breathe
Never want to be your enemy
Silence me, so I can’t be,
Never want to be your enemy
I walk the

High road away from you
God knows what I’ve been through
This is the life I have, this is the life I choose
I walked away, the high road away from you
Walk away, walk away, you made an enemy

Deep inside realize never want to be your enemy
Change me, rearrange me, make me your enemy (Yeah)
Deep inside realize never want to be your enemy (Walk away from)
Change me, rearrange me, make me your enemy (Enemy, yeah)
Deep inside realize never want to be your enemy (Walk away from)
Change me, rearrange me, make me your enemy, your enemy
I walk the

High road away from you
God knows what I’ve been through
This is the life I have, this is the life I choose
I walked away, the high road away from you
Walk away, walk away, you made an enemy

kebaikan yg menebak

tidak lain dan tidak bukan aku turut andil dalam penyempurnaan jebakan ini.
aku tidak tidak menyalahkan siapa dari apa yg aku sadari ini.
cukup aku saya lah di salahkan.

dalam berbuat amal, bijak, dan berbuat baik jelas sekali aku bukan ahlinya. tp bisa dikatakan aku berusaha utk menjadi ahlinya bukan bertujuan menjadi ahlinya, selayaknya seperti sarjana – sarjana lulusan kampus. memperoleh hal positif utk diriku dan orang – orang disekitar ku. hanya berusaha melakukan yg terbaik. memilih pilihan yg terbaik, sekal pun pilihan dari yg terburuk.

tidak lain aku masih bermain dengan sekumpulan anak – anak kecil unik yg sudah semakin berkurang. tidak tahu knp bisa berkurang. sampai detik ini pun aku masih mengoreksi yg menyalahkan diri ku saja dan bukan berarti aku tidak melihat adanya unsur ‘X’. semuanya hanya belajar dari pengalaman dan pengalaman yg sedikitnya banyaknya dibarengi dengan teori – teori yg akan menjadi sampah juga pada akhirnya.

memberi anak – anak kesenangan sesaat sudah seperti kita memberikan selinting ganja secara geratis. kesenangan yg dibungkus dengan penuh makna sekali pun saat ganja itu habis, habis lah sudah kesenangan itu. efek ketagihan akan muncul dan akan semakin meningkat dengan seiring waktu. dan tidak sedikit akan muncul dibenak utk memilih ganja dengan kualitas tinggi dan tidak mau lg ganja dengan kualitas rendah atau bahkan sedang.

tidak membaik dan makin buruk dalam jangka panjang. tidak dapat mengubah kehidupan lebih baik melainkan makin lebih buruk. lingkaran setan yg sudah berjalan akan semakin kokoh dan sulit utk dihancurkan. terkadang tidak sadar dan ada yg tidak mau sadar bahwa kita, khususnya saya yg sudah memperkokoh lingkaran setan tersebut. sekian tahun lamanya berjalan dan baru sadar sekarang. salah satu penyesalan dan pembelajaran yg berarti.

salam
budak laknat!!