anarkisme, anakis, anarki, anarkistik, anarko, dan sejenisnya!

hmm…
sekedar berbagi pengalaman…
pengalaman yg selalu didapat dari teman – teman yg unik..
unik dalam artian pemikirannya….

seperti biasa, sedang jamal (jalan malam) dan selalu ada pembahasan yg tidak disangka – sangka. seorang teman yg cukup unik ini menerangkan kepada saya tentang paham anarkisme. sekarang definisi kata anarkis sudah mulai mengalami pergeseran. masyarakat umum mendefenisikan sebagai tidakan yg berbau kekerasan. ini bisa terlihat dari banyaknya media masa yg salah menggunakan kata anarkis.

menurut wikipedia dan beberapa sumber buku, anarkis adalah orang yang mempercayai dan menganut anarki. sedangkan anarki sendiri adalah sebuah kata serapan dari anarchy (bahasa Inggris) dan anarchie (Belanda/Jerman/Perancis), yang juga mengambil dari kata Yunani anarchos/anarchia. Ini merupakan kata bentukan a (tidak/tanpa/nihil) yang disisipi n dengan archos/ archia (pemerintah/kekuasaan). Anarchos/anarchia = tanpa pemerintahan.

jd bisa dikatakan bahwa anarkis adalah orang – orang yg tidak setuju dengan adanya sistem pemerintahan. “karena sistem pemerintahan dapat menimbulkan peluang untuk penindasan” kata teman saya ini. yaa… kebetulan dia juga mendekalarasikan dirinya menganut paham anarkisme. sumber lain mengatakan “suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.”

dari dua definisi yg agak berbeda, saya ambil benang merahnya. yaitu sistem pemerintah bisa melakukan penindasan terhadap orang banyak. saya simpulkan dari perkataan teman saya ini, knp pemerintah bisa melakukan penindasan? jawabanya karena punya kekuasaan, karena ada kekuasaan otomatis punya wewenang yg yaa…. istimewa lah! karena sistem pemerintahan otomatis ada yg namanya jabatan dan pangkat yg menyebabkan adanya jarak kesenjangan antar manusia. atas dasar tidak ada manusia yg sempurna, bisa dikatakan bakal ada yg namanya penindasan yg ditunjang oleh sistem pemerintahan ini. (yg bersangkutan koreksi bila saya salah)

subjektif…
mari kita persempit wilayahnya, Indonesia. di negara yg saya tinggali ini kebetulan sudah ada sistem pemerintahan sejak saya lahir sampai sekarang. adanya presiden, wakil presiden, mentri – mentri, bupati, walikota, kelurahan, RT, dan RW. bisa saya katakan implementasinya dalam kehidupan sehari – hari, adanya SIM, KTP, akte kelahiran, sarana umum, rambu lalu lintas, tagihan listrik, dll.

sepintas saya mencoba berfikir menjadi orang yg menganut anarkisme dan mencoba membuat Indonesia menjadi negara yg ideal dengan parameter semua orang hidup dengan tentram dengan jalan ini.

pertama, otomatis saya akan melawan pemerintahan di Indonesia. tidak mengikuti pemilu nasional, tidak bayar pajak, menentang segala kebijakan pemerintah, dan segala sesuatu yg berbau pemerintah saya lawan. OTOMATIS secara tidak langsung saya juga melawan orang – orang yg setuju dengan adanya sistem pemerintah, mungkin saya akan berkelahi dengan orang di sebelah saya.
kedua, saya membayangkan di Indonesia tidak ada pemerintahan, otomatis tidak ada aturan terpusat yg dapat mengatur hidup orang banyak. gmana jdnya? yaa.. mungkin kita memakai aturan adat-istiadat yg intinya tidak saling merugikan sesama manusia. tp saya masih perdapat itu bukan ajaminan bahwa hidup saya akan aman. setiap orang mempunyai pemikiran dan persepsi akan suatu hal yg berbeda. implementasinya, belum tentu semua orang suka. dengan dasar sifat manusia ada yg jahat dan yg baik menurut pandangan pribadi.

saya berfikir sampai mencapai suatu titik anarkisme tidak cocok untuk saya pribadi dan orang banyak karena jauh dari keidealan yg saya banyangkan.
koreksi…. pemerintah mendapat kuasa, wewenang lebih, itu karena rakyat lah memberi. orang memberikan kepercayaan harus bertanggung jawab! tidak menerima bersih.
sebagai insan akademis yg selalu berfikir ilmiah.
sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.
melawan pemerintahan dengan tujuan menghapus pemerintah bukan lah solusi yg tepat. tetap di perlukan satu orang yg dapat mengatur hidup orang banyak. seorang yg pemimpin yg mendapat anamah dari rakyatnya. pemimpin yg dapat dipercaya!
seharusnya tujuan melawan pemerintah adalah membantu. dalam artian bukan dihapuskan, tetapi membantu memberikan solusi logis atau berbagai alternatif terhadap permasalahan yang ada. itu lah esensi yg saya dapat dari Buku Biru KM-ITB.

mengutip…
“keyakinan yg mendasari prinsip -prinsip tersebut (non anarki) adalah bahwa perbaikan kehidupan bangsa dan negara harus bertumpu sepenuhnya pada kesadaran murni dari rakyat. kesadaran penuh akan permasalahannya dan alternatif.”

salam
ank punk!

Tinggalkan komentar