siapa sih yg menguasai diri kamu? aku? kamu? setan?

judul tersebut merupakan pertanyaan sepontan yg aku lontarkan kepada seseorang yg sedang terguncang emosinya.

kronologis singkatnya si orang terguncang emosinya. si orang menuduh dan menyalahkan aku akan emosinya yg terguncang, saat melancarkan serangan yg menuduh ku tidak pula dibarengi dengan sumpah serapah dan makian. menurut ku karena hal sepele. aku tidak membalas smsnya karena sedang di kendaraan dan aku jalan bersama teman – teman ku. sebenarnya cemburu. jujur saja, jarang sekali merasakan kenyamanan dan ketenangan jika jalan bersamanya. anggap saja dari 100 kali jalan, mungkin hanya 3-5 kali saja aku benar – benar menikmati perjalanan. ya! tragis!!

konflik dan dilema dalam hidupnya pun seperti apa yg terjadi kepada ku. tiada hentinya menyalahkan pihak luar dan dirinya dianggap menjadi korban dari pihak luar. menurut ku itu hanya tindakan sia – sia. menyalahkan lingkungan tidak akan membawa perubahan apa – apa. justru jika lingkungannya tahu disalahkan, maka tidak jarang terjadi  si lingkungan itu lah yg bakal menyerangnya. pelajari itu!

dalam kondisi terguncang, percakapan emosi mengalir dengan lancar dan ganas. tidak  ada penyaring atau rem. percakapan tanpa tujuan dan ujung yg jelas. biasanya hanya akan memperburuk keadaan dengan pembenaran – pembenaran kosong. saat sadar dan tidak bisa membalas, kembali lagi mengkambing hitamkan  pihak luar. terbukti cuma memperburuk diri sendiri dengan membuang waktu dengan tujuan yg tidak jelas.

hanya dua inti dari cerita di atas.

1. selalu menyalahkan pihak luar.

2. percakapan mengalir lancar dan ganas.

 

lalu aku lontarkan pertanyaan “siapa sih yg menguasai diri kamu? aku? kamu? setan?” pertanyaan yg tidak bisa dijawabnya dan hanya membelokkan arah percakapan. malu tidak bisa menjawab, jelas! mungkin kalau dipaksa jawab pun, pasti akan menjawab dirinya lah yg menguasai. hahahaaaa!!!

 

mampus!!!!

 

 

Tinggalkan komentar