menghargai mahluk yang dituakan

hmm….
kejadian yg singkat yg membuat saya belajar lagi.
kejadian yg terjadi ditengah – tengah macetnya kota Bandung.
kejadian yg polanya sama – sama saja, hanya kemasan yg berbeda.
sebenarnya kita sebagai anak tinggal memilih saja.

ditengah – tengah kebingungan dan kegalauan menghadapi suatu masalah yg sangat rumit. masalah yg bisa dikatakan serba salah dalam memilih banyaknya pilihan. mengikuti logika, mengikuti hati, mementingkan relasi, dan semua hanya berputar – putar sampai gundah – gulana batin yg sangat menyiksa. memuaskan kekhawatiran orang tua atau memuaskan hasrat diri? menjadi diri sendiri atau menjadi tokoh lain? ini lah yg saya lihat dari ujung permasalahan yg dihadapi oleh sahabat ku. bukannya hanya sahabat ku, aku, teman – teman ku banyak yg demikian termasuk orang yg sangat aku sayangi sekali pun. mengikuti logika atau mengikuti hati merupakan pilihan yg serba salah sampai saat ini.

bingung!
batin jadi kacau!
logika pun ikutan kacau!
kampret!!
setan!!
anyink goblok!!
jadinya hanya butuh tempat untuk melampiaskan kegundah -gulanaan hati. cuma menunda dan menunda. pada suatu saat kekacauan batin tersebut akan keluar lagi dan akan mencari tempat pelampiasan lagi, begitu seterusnya.

suatu kejadian dimana si sahabat mendapat kejutan dari orang tuanya yg secara tiba – tiba datang ke Bandung. kejutan terjadi ditengah – tengah konflik pandangan yg belum terselesaikan. orang tua yg datang dari seberang pulau sana datang ke bandung dengan membawa makanan kesukaan anaknya. tetapi, kelihatannya sang sahabat tidak senang dengan kehadiran orang tuanya yg mendadak. pertengkaran pun terjadi terjadi. kegelisahan hati orang tua terhadap anaknya keluar dengan spontannya. harapan seorang ibu terhadap anaknya keluar dengan sedikit hujatan sebagai bentuk emosi yg mungkin tertahan selama tidak bertemu sang anak tercinta. sang anak pun berusaha membuat ibunya mengerti tentang akan dirinya dibarengi dengan ungkapan rasa sayang dan cinta kepada sang ibu.

aku nilai, apalah daya. perbedaan pemahaman dan pandangan membuat rasa cinta dan kasih sayang ibu dan anak ini tidak berjalan mulus. terlihat ada rasa tidak menghargai dari kedua belah pihak. keputusan menghindari pertempuran, sudah pasti bukan yg diinginkan beliau. tp kawan, setidaknya kita sambut lah kedatangan si ibu dengan hangat. walau pun pertengkaran atau pertempuran menghiasi pertemuan kalian, buatlah pertempuran mu menjadi hangat. buatlah pertempuran itu menjadi pertempuran kangen – kangenan. menerima semburan senapan mesinnya, menurut ku itu sudah cukup membuat beliau melepas kangen. bagi ku ini moment. walau pun pertengkaran itu belum ada ujungnya, setidaknya kau bisa menyampaikan rasa hangat itu selama beliau berada dekat. berharap saja itu kesan positif yg tertinggal saat beliau pulang ke pulau seberang sana.

bukan maksud mengumbar, kawan!
bukannya aku sok mengerti kau, kawan!
bukannya pula aku memihak diantaranya.
memang, aku tidak bisa merasakan persis apa yg kau rasakan.
sebagai kawan mu (kawan yg agak sedikit jahiliyah, mungkin), aku cuma melakukan yg terbaik.
melakukan yg terbaik utk aku dan mahluk hidup yg ada dalam jangkauan ku.
memang…. banyak belajar aku dari kau, kawan!!!

salam
ank punk!!

Tinggalkan komentar